Oke, kali ini gue mau ngepost tentang cerpen yang gue butuhin buat tugas bahasa indonesia. Gurunya streng sekali jadi gue harus melakukan tindakan pencegahan dengan ngepost ini, buka lewat handphone, dan maju kedepan kelas sambil bawa handphone. Mungkin gue bakal di geplak palanya pakai sepatu hak 5 senti.
Langsung aja gue mau nyeritain cerpen kembali yang gue baca dan harus dibaca kedepan kelas. Gue mau main pake spoiler sekali-sekali. Haha.
Nih langsung baca.
Temen-temen sekalian, saya mau menceritakan kembali cerpen yang sudah saya baca sebelumnya yang berjudul
"Di Kereta Api"
Empat serangkai tersebut terlihat didalam kereta. Aryo, Dul, Jalu, dan Iqbal sedang dalam perjalanan menuju rumah Pamannya Iqbal di daerah gunung. Sebelum mereka sepakat pergi kerumah pamannya iqbal tersebut, mereka berempat telah berdiskusi di gua rahasia mereka 3 hari lalu.
Mereka telah berangkat dari stasiun sejak pagi-pagi. Setelah hampir 5 jam perjalanan, mereka merasa pegal-pegal karena perjalanan tersebut. Tidak lama kemudian salah satu dari mereka, Dul, telah ribut kelaparan dan akhirnya memesan makanan dari tempat pemesanan yang lewat disekitar mereka.
Udara di dalam kereta api ekonomi itu panas. Terlebih karena kipas angin yang berada dalam kereta ekonomi itu telah banyak yang rusak dan perlu diperbaiki. Tanpa peduli, Dul yang telah memesan makanan tetap memakan makanan yang telah dipesannya. Namun, teman-temannya tidak membairkannya makan sendirian. Tentu mereka langsung makan bersama-sama.
Dul, pun ngambek karena makanannya dimakan bersama temannya. Karena merasa bersalah, akhirnya Aryo membelikan Dul, Jalu, dan Iqbal jagung bakar yang kebetulan lewat dekat mereka.
Tak terasa mereka telah sampai ditujuan. Dengan menenteng tas mereka, mereka pun keluar dari kereta dan menunggu jemputan dari Pamannya Iqbal. Beberapa lama kemudian, Iqbal memanggil orang paruh baya yang sedang berjalan menuju mereka dengan sebutan 'Paman'.
Paman Iqbal pun langsung menemui Iqbal dan teman-temannya. Dan mereka langsung menuju rumah Pamannya Iqbal dengan mobil Jeep miliknya.
Setelah naik ke mobil Jeep, mereka pun melewati alun-alun yang dipenuhi stand-stand. Begitu melihat stand makanan, Dul tidak berkedip, pertanda dia mulai lapar. Karena melihat kelakuan Dul seperti itu, Paman pun mengajak mereka makan di salah satu stand makanan terdekat. Dan setelah itu Dul terlihat kenyang dan full seperti mobil yang baru diisini pertamax, mereka pun akhirnya melanjutkan perjalanan ke rumah Pamannya Iqbal untuk berlibur.
Baidewei ada tokoh yang gue lupa namanya disitu, jadi gue cuman pakai nama samaran yang pasaran gitu. Gue orangnya belom bisa dan gak bisa speech bener karena masih gugup malu dan kadang terkencing-kencing karena gugup. Mudah-mudahan bisa ya, Amin.
0 Tanggapan:
Post a Comment
Budayakan berkomentar yang baik yaa...
Jangan komentar yang menyakiti orang lain, menjelek-jelekan orang lain, SARA, dsb. Thanks buat perhatiannya!