Saturday, September 10, 2016

Gue dan TBC : Gejala (part 1)

Uhm, agak sulit untuk nulis ginian karena parnonya masyarakat tentang orang yang mengidap TBC.

Tapi karena ini blog gue, yaaa...

Santai aja lah.

Jadi, kali ini gue akan menceritakan gimana gue bisa mengidap penyakit TBC, yang menurut situs alodokter.com merupakan penyakit menular yang menyebabkan masalah kesehatan terbesar kedua di dunia setelah HIV.

Buat yang belum tau, TBC ada dua tipe, yaitu paru dan ekstra paru. Tipe paru merupakan tipe yang menyerang paru-paru dan ekstra paru merupakan tipe yang menyerang organ lain selain paru-paru dan menyerang organ-organ vital lain seperti kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, dan lain-lain.

Untuk gejala-gejalanya sendiri yaitu :
1. Batuk lebih dari 21 hari atau sekitar sebulanan, bisa disertai dengan dahak bercampur darah atau tidak;
2. Nafsu makan menurun dan turunnya berat badan;
3. Sering terlihat kelelahan dan sering demam;

Mungkin itu aja yang bisa gue jelasin tentang TBC. Selanjutnya silahkan cari di sumber lain dan biarkan gue untuk bercerita.

Kisah gue mulai batuk-batuk ini terjadi ketika bulan Ramadhan tahun ini. Pada awal Ramadhan, ketika gue sholat Tarawih di masjid dekat rumah. Masjid yang menggunakan AC didekat pintu dan pintunya selalu terbuka sehingga sepoi-sepoi angin masjid hanya terasa bagi yang sholat di bawah hembusan kipas AC.

Malam itu, ketika sedang sholat, ada salah satu bapak-bapak yang nggak gue ketahui lokasinya dimana, tetapi dekat karena gue mendengar suara batuknya seperti hanya berjarak beberapa orang saja. Orang ini terus-terusan batuk dengan jadwal batuk per beberapa menit yang konstan, mungkin 4 batuk/3 menit sehingga sedikit mengganggu gue dan mungkin orang-orang lain yang sedang beribadah. Posisi sholat bapak tersebut didekat pintu dan dekat dengan AC, sedangkan gue sedikit ketengah meski hanya berjarak beberapa orang dari bapak tersebut. Kebetulan, kondisi gue selama bulan Ramadhan sangatlah tidak fit, entah kenapa. Gue sendiri bingung karena hari-hari gue selama bulan Ramadhan tidak berjalan dengan sebagaimana gue menjalani Ramadhan tahun lalu dan 2 tahun lalu. Jadi gue seringnya hanya tidur siang dan bayar hutang tidur gue karena sering bergadang belajar karena ulangan atau karena nonton film. Ohya, dan juga karena suka minum kopi.

Pulang dari shalat Tarawih, gue mulai batuk-batuk. Gue gak perduli dan pulang kerumah, lalu tidur cantik.

Namun, batuk gue tidak kunjung berhenti, dan semakin parah. Di suatu malam di minggu-minggu terakhir Ramadhan, selesai minum obat batuk yang bisa dibeli semua orang gue pun ngomong ke Mama gue, Mama yang selalu mau dengerin meski dengerin nilai ulangan atau ngomongin tentang masalah cewek. Gue bilang, "Ma, kayaknya Hadi batuk ketularan orang waktu tarawih deh. Dia kayak batuk-batuk gitu deh." "Waduh bisa jadi itu, Di. Batuk berulang-ulang gitu ya?" jawab Mama.

"Iya." Jawab gue, dan akhirnya gue pun mulai mikirin tentang diri gue. Obat batuk yang gue minum emang menghilangkan batuk beberapa saat, namun nggak meredakan.

Batuk gue berlanjut sampai lebaran idul fitri, dan sampai masuk sekolah. Meskipun udah merasa reda, namun badan gue yang lemes saat puasa yang gue anggap wajar karena gue puasa, masih gue rasakan sampai gue masuk sekolah. Hari-hari terakhir liburan gue pun gue sempatkan untuk berkunjung ke dokter dekat rumah. Diberi pesan ke gue dan ayah gue, "Pak, kalo sampai obat ini habis dan gejala masih terus berlanjut, tolong dicek di rumah sakit"

Oiya, sebelum gue memasuki memasuki libur lebaran gue juga udah mengalami kesulitan menelan karena sakit di daerah leher, yang makin parah ketika gue masuk sekolah. Gue harus terus-terusan minum air agar daerah leher gue tidak sakit.

Gue pun hadir di 1 minggu pertama tahun ajaran baru. Dari senin-jum'at. Senang rasanya menjadi anak kelas 3 dan sebentar lagi akan lulus dan menjadi mahasiswa. Namun sakit ini semakin parah. Pada hari Minggu tanggal 24 Juli 2016, ketika gue menghadiri tes bimbel di daerah Supomo, Jakarta Selatan, rasanya di daerah leher gue tercekik ketika kering dan bernafas. Paham?

Ketika gue mencoba bernafas dengan pernafasan dada dan mencoba menginspirasi secara dalam atau mengambil nafas secara dalam, gue tiba-tiba merasa diberhentikan dengan lubang pernafasan gue tertutup sehingga gue berhenti bernafas sesaat. Gue nggak terlalu panik dan mengambil air. Kenapa nggak panik? Karena gue sebelumnya sudah beberapa kali seperti itu dan gue udah panik. Kan nggak terlalu lucu kalo gue panik meski udah tau apa yang harus dilakukan. Akhirnya gue bisa bernafas kembali dan terima kasih untuk air didalam botol yang disediakan Mama, meski tes yang gue lakukan nggak maksimal tapi gue masuk kelas yang bagus kok.

Yang isinya anak SMAK semua.

.....

Hari ini berjalan dengan baik, dan merupakan hari sebelum hari senin dimana besoknya gue harus menjadi anggota dari upacara bendera di sekolah gue. Sebenernya ada enak nggak enaknya jadi gue. Entah bisa dibilang enak atau nggak, tapi kalo misalnya lagi upacara, karena badan gue tinggi dan matahari lagi naik dari sebelah kanan barisan-barisan upacara, dan barisan cewek ada di sebelah kiri cowok, jadinya cewek ketutupan bayangan cowok yang tinggi sehingga mereka nggak kepanasan.

Dan cowok yang bayangannya menyelamatkan cewek itu banjir keringat seperti pertama kali berkunjung ke Taman Lawang. (Padahal belom pernah dan gak mau)

Tanggal 25 Juli 2016 adalah hari dimana gue menjelang pingsan pertama kali saat upacara. Menurut gue itu adalah hal yang memalukan karena gue suka ngetawain orang yang pingsan kalo upacara. "lemah" gitu. Eh gue yang lemah. Ternyata gini rasanya.

Dimulai ketika pertengahan upacara, gue merasa pandangan gue kabur, kepala gue pusing, mata gue berair, dan ingin pup. Gue langsung nanya Rama, temen gue yang ada didepan gue dan bilang, "Kalo mau ijin gimana?" "Langsung aja kebelakang"

TENTUNYA gue nggak langsung kebelakang. Gue diam sejenak berusaha nenangin diri, tapi gabisa. Gue mikir kenapa ini terjadi, tapi pala gue pusing. Akhirnya gue kebelakang karena menyerah, dan minta ditemenin temen gue yang paling belakang di barisan, Angga untuk nemenin gue ke UKS.

Ya! Hadi akhirnya pergi ke UKS untuk pertama kali. Dan entah kenapa, diperjalanan menuju uks pandangan gue yang blur mulai jelas dan muncul perasaan senang.

Didepan UKS, gue ditanya seperti diinterogasi tapi nggak selesai. Kejadiannya gini:
"Sakit?" kata cewek yang jaga.
(mikir kenapa gue ke UKS kalo gak sakit. Mungkin gue pengen pipis jadi kesini)
"Iya. Sakit. Pusing banget hampir pingsan tadi." jawab gue.
"Oh, yaudah masuk sini."

Gue nggak langsung masuk, lho. Bukan, bukan mau cabut.

"Eh, sebentar dulu deh ya," kata gue tiba-tiba.
"Mau kemana?" jawab si cewek.
"Ke toilet dulu sebentar."

Yap, gue pup. Itu adalah pup terindah di awal kelas 3 SMA gue. Dan gue masih menantikan pup-pup indah lainnya.

Gue kembali dengan pandangan yang masih berkunang-kunang ke UKS setelah menikmati pup. Gue masuk ke UKS dan lupa buka sepatu jadi gue diliatin oleh anak-anak PMR. Jadi saran gue, biar semua mata tertuju pada kalian, lakukanlah hal yang aneh atau nggak boleh, tapi nggak liar dan bodoh supaya semua mata tertuju pada kalian.

3 detik

Di dalam UKS gue ditanyain kenapa, dan gue rangkum semuanya di blog ini dalam 3 kata, "mau ijin pulang." Kebetulan obat yang gue dapet dari dokter sebelum gue masuk sekolah itu habis semalam, dan gue bilang obat dari dokter habis. Gue ijin pulang dan minta dijemput Ayah gue.

TENTUNYA, bagi siswa yang ingin pergi dari sekolah setelah dia masuk harus ada surat ijin, yang ditandatangani oleh guru piket, wali kelas, guru pengajar, dan gue sendiri. Setelah mendapat tanda tangan guru piket, gue mencari wali kelas gue Maam Sri, guru Bahasa Inggris. Setelah gue tanya-tanya dan ngobrol, dia bilang ke gue kalo gue butuh di cek ke dokter. Percakapan yang terjadi kira-kira seperti ini:

"Assalamualaikum Maam. Saya mau ijin pulang Maam, sakit."
"Waalaikumsalam, Hadi. Sakit apa? Maam dari kemarin perhatiin kamu sakit."
"Iya Maam hehe. batuk-batuk."
"Kamu nggak ngerokok?"
"Boro-boro, Maam. Kena asap motor dikit saya udah batuk-batuk gitu."
"Hm... Maam mau ngobrol sama Ayah kamu. Yang jemput ayah kamu kan?"
"Iya mam, silahkan."

Mereka pun ngobrol, lalu gue mencari tanda tangan guru lainnya. Dan akhirnya gue pun pulang dari sekolah.

------------------------------------bersambung.-----------------------------------------

Tanggal 25 Juli 2016. Adalah hari dimana gue menjelang pingsan pertama kali saat upacara. Dan hari dimana gue di vonis TBC.

Tunggu lanjutannya ya.


.
.
.
.
.
-hadiwwwwwwwwwwwwwwww




Sunday, September 04, 2016

Kelas 3 : Awal dari sebuah langkah besar yang cukup... menye(ramkan)nangkan kok.

Gue duduk disini, menikmati hujan dan menikmati diri gue yang hanya bebas beberapa jam. Daripada gabut, ngescroll instagram, nggak ada yang ngechat, dan melakukan sesuatu yang benar-benar tidak berguna, apa salahnya untuk mulai kembali menorehkan celotehan di dunia yang 'bebas' ini.

Internet.

Gue sadar akan tanggung jawab gue untuk mengurusi 'anak' yang udah gue buat sejak 2014an, yang memutuskan untuk kembali meneruskan untuk menulis semenjak post tidak berguna terakhir gue di post.

Gue mulai ngeblog di blog terakhir ini kira-kira pas kelas 3 SMP. Dimana masih culun, masih suka untuk memilih tidak mendengarkan guru dan menggambar di halaman belakang buku tulis, masih lebih tertarik dengan dunia maya dibandingkan dengan dunia nyata, dan rapuh. Duh, lemah. Sekarang? Gue udah kelas 3 SMA, dimana kelas baru dimulai pada akhir bulan Juli 2016. Gue udah belajar bertahan hidup, berkembang, mencoba menjadi pribadi yang lebih baik, jatuh bangun naik turun dipipisin semua udah gue hadepin. Giliran udah di kelas 3, ya.. nggak banyak yang bisa di ceritain lagi.

Dititik ini gue mulai menyadari betul apa penyebab gue tidak sekonstan mengepost hal-hal seperti dulu. Dari kelas 3 SMP dan kelas 3 SMA, hanya terpaut 3 tahun. Tapi, perubahan drastis terjadi dengan anak yang tidurnya masih ditemenin mama atau masih ngompol, menjadi anak yang lebih dewasa dan tidurnya udah pipis dulu. Ada gitu, proses yang bakal dilalui semua orang. Katanya sih namanya proses menjadi dewasa.

Cih.

Semua hal-hal yang menurut gue konyol di SMP, ketika gue telaah kembali gue mikir, "Sebegitu bodohnya kah gue..." "Retard level gue kira-kira udah sampe dirate 3.14/5 sama IGN"

Cringy, gitu lho?!?! Karena konten yang dibuat pada masa pembodohan itu, ketika kita review lagi, terlihat sangat bodoh. Dan hal yang sangat bodoh itulah yang membangun kita.

"Tapi Di, gue gak perduli tentang apa yang lo omongin tuh?"

Ok.

Gue udah kelas 3, gue duduk di bangku sekolah menengah atas di Jakarta. Namanya SMAN ** Jakarta. Tempat dimana kekompetitifan itu benar-benar di uji. Ya, kek main hunger games tapi versi anak SMA lah. Mencoba bertahan hidup diantara nilai-nilai, materi, guru killer, dan kehidupan personal.

Mumpung kelas 3, muncul tuh pikiran-pikiran dari kepala gue buat ngecilin celana, ngecilin baju bagian  perut, ngecilin kaos kaki, dan lain-lain. Alasan utama dari semua hal yang pengen gue kecilin adalah..

Lingkar kaki celana udah kayak celana cutbray. Gue sebenernya tidak terlalu mempermasalahkan celana yang dibeli nyokap gue, meski ukuran yang pas dengan gue itu ukuran 29. Tapi, masalahnya badan gue kurus. Benar-benar kurus karena gue ternyata mengidap penyakit yang bikin kurus (bakal ada postnya). Kan bisa dibayangkan gitu, anak yang kurus pake celana cutbray.

Cewek yang mau diajak kenalan aja mungkin ragu untuk menjawab sapaan gue.

Tapi terserah lah, niat-niat yang sebelumnya gue udah rencanakan akhirnya tidak berjalan dan gue tetap menggunakan celana cutbray tersebut. Lagian juga, lega cuy. Ada rongganya, biar udara bisa masuk. Terus juga kalo lo berdiri diam dan mengerakkan badan ke arah kiri dan kanan dengan kaki yang diam, lo bisa melihat celana lo berayun melawan arah. Isn't that cool????

Hm, mungkin definisi keren buat gue dan lo itu berbeda, atau diantara kita cukup bodoh.

Kelas 3 mulai dijejelin materi yang harus selesai dalam 1 semester. Dijejelin ampe kadang kita udah bisa memprediksi kapan ulangan. Kayak misal pelajaran Biologi hari Jum'at lalu di kelas gue. Setelah guru gue selesai mempresentasikan tentang metabolisme dan katabolisme, gue bilang pelan-pelan secara bercanda sampe didenger Dita, temen sebangku gue.

"Minggu depan ulangan ya nak" kata gue, sambil memprediksikan kata-kata yang akan guru ucapkan.
"Anjir jangan lah" jawab dia.
"Gadeng yakali."

SEPULUH MENIT KEMUDIAN, guru gue langsung bilang, "Hmm presentasi sudah selesai, (lalu volume suara naik) minggu depan ulangan ya, nak."

Teman-teman gue yang awalnya tertidur lalu bangun karena pelajaran biologi ada di pelajaran terakhir hari jum'at, yang lagi ngerjain soal tryout dari bimbelnya, yang lagi main telegram, semua bilang. "YAAAAAAAAH BU KOK ULANGAN?"

Kecuali gue, gue kicep. Kok gue merasa berdosa ya...

Dan ternyata diundur karena belum praktek percobaan sachs dan ingenhousz.

Hal lain yang gue rasakan ketika gue sudah menjadi 'agit' (bahasa keren, dibalik jadi tiga. Artinya kelas tiga), dalam ruang lingkup yang lebih besar yaitu kelas gue, kelas gue selalu menjadi bahan percobaan dalam ulangan. Ngerti?

Misal gue kelas A, jadwal ulangan hari Senin. Lalu kelas B C D, ulangan hari selasa atau hari rabu atau selanjutnya. Kan otomatis jadinya kelas B C D bakalan nanya soal ke kelas gue, bentuknya gimana dan sebagainya. Gue sih nggak terlalu keberatan, tapi agak gimana gitu ya. Kita udah belajar tapi kita kasih tau soalnya otomatis kelas lain akan mendapat nilai lebih tinggi.

Jadi menurut gue akan lebih fair kalo bahan materinya sama, tetapi soal yang diberikan berbeda. Jika semakin jauh hari kelas tersebut ulangan, makan soal semakin sulit. Dengan catatan kelas A diperkenankan untuk menshare soal. Hal tersebut mungkin akan menguntungkan untuk kelas A, karena kelas B C D kemungkinan besar akan belajar dari kelas A yang pure dapet soal A. Kenapa menguntungkan? Karena kelas A tidak akan merasa dirugikan untuk memberikan soal ke kelas lain karena soal A merupakan soal di hari H, sedangkan B C D mungkin akan mendapatkan soal yang kesulitannya disimbolkan oleh (1+α), dengan α (alfa) adalah tingkat kesulitan yang terus naik di H+1, H+2, dan seterusnya. Contoh, dengan α=0,1: jika kelas A dengan soal A ulangan di hari senin atau H dengan tingkat kesulitan 1, maka kelas B ulangan dengan soal B di hari selasa (H+1) dengan kesulitan 1,1. Dan seterusnya. Akan tidak menguntungkan bagi kelas terakhir ulangan, tapi mereka memiliki kesempatan untuk menanyakan soal.

Parah sih. Haha. Biar gak parah, ya... α nya kagak usah gede-gede, kan bisa 10^-33.

TAPI KATA-KATA GUA KEBUANG PERCUMA HAHAHA.

Namun, sebenernya dari hati gue terdalam (jadi yang diatas itu boongan suwer. bercanda woi.) mendingan tiap kelas tipe soalnya beda-beda deh, dari materi yang sama. Tapi diliat dari mata pelajarannya juga sih. Kalo kayak sejarah, matematika, matematika peminatan, mungkin bisa dibuat soal yang mencukup untuk setiap kelas. Tapi untuk soal Fisika ataupun yang lain, sulit untuk menemukan soal dengan kesulitan yang sama jika harus dibuat soal-soal yang memiliki kesamaan, kecuali kalo angka-angkanya beda.

Pendapat aja sih. Pala gue puyeng. Tapi pasti setiap guru punya solusinya masing-masing. Jadi, percayalah dengan guru tersebut, percayalah dia akan membantu kita dan membuat kita tidak remedial ulangan.

:"))

Aspek lain yang gue dapatkan dari belajar di kelas 3 di awal-awal semester ini, penumpukan tugas. Ya, gue, Muhammad Hadi, orang yang termasuk tidak disiplin namun pulang sekolah selalu tepat waktu menyatakan kalau ini mungkin normal. MUNGKIN. Semakin tinggi kelas semakin tinggi kewajiban yang harus dilakukan. Kalo niat ngerjain mah, santai pasti bisa. Kalo ga niat ngerjain mah, biasanya ngeliat temen. Kalo ga niat sekolah sih, gabut. Kayak 'dunia lo dunia gue beda' deh!

Mau gak peduli sama tugas, tapi tugas itu kan akan selalu menghampiri tugas. Tugas itu tanggung jawab kita, meski kita ogah-ogahan. Suka gak suka, abis minggu tetep senin jadi ya tugasnya harus dikumpulin.

Hal terakhir di post ini yang ingin gue bicarakan, adalah 'rolling guru'. Mutasi para guru.

Katanya, rolling guru dari sekolah A yang lebih banyak diminati dengan guru dari sekolah B yang ada di bawah sekolah A, akan membuat sekolah B tersebut diharapakan dapat menjadi banyak diminati. Kurang lebih infonya, silahkan dicari di google dengan keyword 'mutasi guru'.

KURANG EFEKTIF. YA.

Kenyamanan itu dibutuhkan dengan cara mengajar guru yang berpengalaman di sekolah tersebut, tetuah dari kakak kelas yang pernah diajar, reputasi guru di sekolah tersebut, dan pengalaman sendiri. Masalahnya adalah, guru yang dimutasi adalah guru yang sudah senior, sudah lama mengabdi disekolah lamanya. Sudah menjadi bagian yang menyatu dari sekolah lamanya. Namun tiba-tiba hal tidak efektif seperti ini terjadi.

Kenapa? Kenapa tidak menunggu guru tersebut menyelesaikan tahun ajarannya terlebih dahulu? Kenapa? Kalian berpikir adaptasi guru baru dengan siswa akan semudah yang dibayangkan?
Kenapa? Belum tentu lho guru yang mengajar matapelajaran A akan mengajar matapelajaran A juga di sekolah baru.

Hal ini menjadi sangat menyedihkan menurut gue. Sampe ada yang buat change.org nya lho. Baca berita tentang mutasi guru ini di internet. Karena hal ini terjadi disekolah gue. Titik.

Berita : http://www.republika.co.id/indeks/hot_topic/mutasi_guru
Petisi : https://www.change.org/p/dinas-pendidikan-dki-jakarta-penolakan-mutasi-guru

Ngebuat seseorang nyaman itu butuh pendekatan, dan orangnya juga setuju untuk dibuat nyaman.

DAH.

Gue sedang kembali menulis nih! Semangat menulis gue sudah mulai kembali dan siap untuk menceritakan hal yang tidak intelektual. Setelah sekian lama gue down........ karena sesuatu yang akan gue jadiin post disini, gue bangkit.

Lagi nulis di word juga lho. Doa'in sebelum semester 1 jadi. Aamiin

c u later.

-udin

Sunday, July 10, 2016

"Emosi" - Mood, mood, mood, keadaan.

Emosi.


Kadang manusia terbutakan oleh emosi.

Emosi membutakan manusia, sehingga manusia terbutakan oleh hal yang tidak dapat dikendalikan manusia itu sendiri.

Yang membuat suasana girang menjadi tegang,
Yang membuat perasaan senang menjadi berang, dan
Yang membuat gue membuat post ini spesial untuk orang yang emosian.

Kali ini gue pengen ngomongin soal emosi. Ngomongin soal emosi nggak ada habisnya. Selalu aja emosi manusia yang mengontrol manusia dan kadang sering mengalahkan akal sehat.

Menurut abang KBBI sendiri, Emosi emosi/emo·si/ /émosi/ (n) 1. luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; 2. keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif); 3. (bentuk kata percakapan tidak baku) marah;

"Luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat"

Oke, emosi manusia ada banyak. Malu, bahagia, marah, sedih, dan takut. Tetapi post ini hanya mengkhususkan 'emosi' ke dalam satu buah emosi; seperti yang bisa dilihat gue akan membahas tentang MARAH.

Kadang gue bingung, kenapa kita marah? Kenapa kita bisa melakukan dan mengucapkan sesuatu yang nggak kita inginkan? Kenapa kita merasakan luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat itu?

Gue pernah marah, menurut gue itu hal yang manusiawi. Gue marah melihat sesuatu yang sangat jelas terlihat tapi orang tidak perduli dan tidak memperhatikan. Gue marah karena tidak suka akan sesuatu yang tidak suka gue lihat. Gue pun juga marah ketika gue marah akan orang lain, lalu sedih akan diri gue sendiri. Marah adalah hal yang manusiawi, tapi kadang gue berpikir. Perlukah ada emosi bernama 'marah' itu untuk ada?

Pernah nonton film animasi Disney "Inside Out"? Menceritakan tentang anak bernama Riley, dan di sepanjang film kita difokuskan dengan 5 emosi utama yang mengontrol 'Mood' Riley. Joy, Sadness, Fear, Anger dan Disgust adalah 5 emosi yang gue sebut-sebut diatas. Suatu ketika Joy dan Sadness dengan tidak sengaja 'berpindah tempat' sehingga mereka tidak berada di tempat mereka seharusnya berada, sedangkan yang berada di kepala Riley untuk mengontrol emosinya hanya tersisa Fear, Anger, dan Disgust. Joy dan Sadness mencoba mencari jalan kembali ke ruangan kontrol agar emosi Riley kembali stabil. Bisa terpikirkar apa yang terjadi jika Fear, Anger, dan Disgust yang mengontrol emosi seorang anak gadis? Di dalam film, emosi yang paling mendominasi untuk mengontrol Riley adalah Anger, yang membuat anak gadis ini hampir pergi dari rumahnya dan kembali ke dimana dia berasal. Spoiler alert. Tapi yekali belom nonton.

Film Inside Out tiba-tiba muncul di pikiran gue ketika gue menulis dan memikirkan hal yang sedang gue tulis. Jelas bahwa di film tersebut, tanpa adanya kebahagiaan dan kesedihan yang ada di dalam diri seseorang, atau kebahagiaan dan kesedihan seseorang telah sirna dari dirinya udah nggak ada, marah akan mendominasi.

Gue sendiri sadar akan hal itu. Gue adalah orang yang bisa dibilang memiliki emosi yang stabil. Manusia jaman sekarang harus tahan goncangan yang akan dihadapin ke diri kita. Tapi gue sendiri pernah ngerasain namanya takut akan sebuah kemarahan seseorang. Takut ketika guru killer masuk ke dalam kelas dan suka banget memperhatikan detil-detil ruangan kelas dan penghuni kelas, dan kita takut kalau kita menjadi salah satu korban. Apalagi kalau jadi korban. Takut ketika orang tua memarahi karena nilai ulangan yang jelek. Takut ketika teman akan memutuskan persahabatan ketika kita nggak solid, dan kalo gak solid kita di marahin dan nggak di anggap solid, terus dipukulin. Rame-rame. Wah solidaritas apaan nih.

Ketika orang marah pasti disebabkan oleh suatu hal. Tidak puas, tidak terima, tidak ingin disalahkan/menganggap dirinya selalu benar, argumennya tidak diterima dengan baik, lalu sedang menstruasi jadi agak sensitif dan/atau orangnya emang sensitif. Pasti memiliki banyak sebab. Tetapi sayangnya, sayangnya sekali lagi, korban-korban dari seseorang yang marah itu kadang merupakan korban yang sebenarnya innocent, nggak salah apa-apa. Contohnya, ketika ada temen lo lagi marah. Lalu lo tanya, "Woi, lo kenapa? Keliatannya lagi nggak mood."

"Apaansih? Sok penasaran banget. Emang lo ngga liat apa muka gue lagi begini?" Muka marahnya sama muka senengnya nggak ada bedanya.

Yah, kita nggak salah dong. Kita bertanya karena kita perduli. Tadinya ramai tiba-tiba menjadi diam. Tadinya lagi asik-asik aja beberapa saat kemudian lalu diam. Kayak lagi nahan boker.

#kejadiannyata #benarbenarterjadi #pengalamansendiri #ternyataemangboker

Di kesempatan yang lain, orang lain memanfaatkan tampangnya yang perkasa, kemampuan memarahi dan kekuatan untuk menunjukkan kekuasaan, pangkat, harkat, martabat, hidayah yang dia punya dan dapatkan. Sehingga orang bisa respect ke dia. Bro, ayolah. Respect nggak didapat dengan cara yang lo lakuin di atas. Dengan cara lo memperlakukan kita dengan baik, beralasan jelas, saling respect, di depan memberi contoh, di tengah memberikan semangat, dan dibelakang memberikan dorongan patut lah kita respect karena punya nilai lebih di mata orang lain. Tapi kita jangan tolol dan lembek juga kayak bubur, apalagi ikut akademi-akademi-an.

Sedikit out of topic tapi biarlah. Lo harusnya paham maksud gue diatas.

Kembali ketempat yang seharusnya gue berada, gue ingin bilang. Marah itu nggak enak. Apalagi kalo menghasilkan korban akan amarah. Kadang orang gengsi untuk mengakui kesalahan diri sendiri dan juga malu untuk meminta maaf. Sadar diri lah. Lalu, dimarahi lebih nggak enak lagi. Rasanya apa yang sudah kita lakukan belom cukup juga untuk si pelaku amarah ini. Kita udah mencoba sebisa kita, tapi usaha kita gak cukup memuskan.

Tapi tenang guys, disini gue sebagai orang yang pernah marah dan dimarahi ingin memberikan tips gue ketika gue marah dan dimarahi.

Ketika kita di posisi yang marah :

1. Mencoba untuk nggak marah lagi. Yap, serang gue. Kenapa gue bilang serang? Mencoba nggak marah adalah ide tertolol ketika orang marah baca tulisan gue. Tapi seriusan, mencoba nggak marah itu adalah hal pertama yang harus lo coba. Please.

2. Tarik nafas ketika pengen marah. Cara ini terbukti efektif untuk beberapa orang yang marah, tapi di suruh sabar dan tarik nafas. Usahain, jangan manja. Buat diri sendiri dan orang lain, lo akan jadi orang yang baik dan akan menyelamatkan banyak orang dari apa yang akan terjadi. Oke?

3. Cobalah untuk meremas/melipat/mengenggam sesuatu (bukan ngebuat sesuatu yang berbau origami). Maksud gue, kalo lo sedang ingin marah atau gimana pun, meremas tangan mungkin adalah salah satu jalan yang efektif untuk meredam amarah. Kalo gue, kadang suka melipat jempol kaki gue dengan telunjuk gue lalu ditahan, dan cara itu lumayan efektif buat gue bisa menahan apa yang bakal keluar dari mulut gue. Apapun itu. Termasuk iler.

4. Pikir kebaikan orang itu. Coba pikirin dengan cepat apa kebaikan orang yang ngebuat lo marah ke lo. Kalo gapernah dia berbuat baik sama lo, pikirin apa perbuatan baik yang pernah dia lakuin ke orang lain. Kalo nggak pernah liat dia berbuat baik sama orang lain, pikirin pemandangan yang indah, pemandangan sejuk, pemandangan yang bisa membuat hati lo tenang. Ya. Gunung, sawah, dan lautan simpanan kekayaan. Tapi jangan sampe ada si kambing yang ngebuat lo emosi itu.

5. Sabar. Kalo lo marah akan perbuatan seseorang yang tidak sesuai dengan apa yang lo minta, pikirkan usaha yang udah dia lakukan untuk memenuhi permintaan lo. Gaada orang yang sempurna. Yang ada hanya orang yang ingin kesempurnaan dan ingin semua sempurna di mata dia. Ya, orang yang pemarah ini contohnya. Pikirin lagi. Kalo lo ada di posisi dia, apa lo sanggup membuat sesuatu yang sempurna bagi orang yang lo habiskan usahanya untuk? Nggak. Manusia nggak pernah puas. Berhenti komplain, dan terima kenyataan. Gaada kesempurnaan buat kita, kecuali kalo kita merasa cukup dan merasa kecukupan itu adalah sebuah kesempurnaan.

6. Minta maaf. Ayolah... jangan takut. Jangan ngebuat sebuah 'minta maaf' menjadi sesuatu sulit diucapkan. Tapi benar-benar di ambil dan dijaga arti sebuah minta maaf tersebut. Ntar keseringan begitu, minta maaf mulu lagi. Support satu sama lain, dan jaga perasaan satu sama lain.

Hm..

Kalo kita yang dimarahin :

1. Jangan merasa ngedown. Mungkin boleh, ya dikit aja lah jangan banyak-banyak dan lama-lama. Maksud gue ya ayolah. Masalah belom tentu bertambah baik dengan bersedih hati. Lihat kembali diri kita, jadiin ini batu loncatan untuk mencapai sesuatu yang lebih tinggi lagi, okay?

2. Berusaha untuk sabar. Ini adalah hal yang penting untuk tidak membuat keributan yang lebih besar lagi. Bersikaplah lebih dewasa dibanding yang memarahi. Lakukanlah tingkah yang nggak membuat kemarahan orang itu makin besar dan cepat selesai. Jangan buang waktu, nak. Waktu adalah uang.

Sok suci banget gua. Kampret.

3. Jika ditanya, berilah alasan yang logis. Kenapa? Orang marah itu perlu penjelasan, kenapa sesuatu yang mereka inginkan tidak terlaksana, tidak tercapai, tidak kesampean atau apalah. Berilah alasan yang jelas, dengan awalan membuat orang tersebut cukup tenang untuk menerima masukan. Yekali, orang yang masih ngamuk kayak beruang grizzly nyari mangsa masih mau diajak ngomong.

4. Terima kesalahan dan kenyataan, lalu menatap kedepan. Kalo emang kita salah, kita akui kesalahan. Kalo nggak salah, yang marah lah yang salah tapi terima kenyataan kalo kita yang dimarahin. Terima kenyataan, anggap hal ginian tuh yang ngebuat kita bangun dan jadi pribadi yang lebih kuat di masa depan. Kayak bang Arnold Schwarzenegger waktu di jaman keemasaannya main pelem. Ah.. those days....

5. Mau terima minta maaf. Ayolah... terima. Minta maaf itu nggak gampang lho. Jangan jual mahal, tapi nanti jangan ngebuat sebuah permintaan maaf yang awalnya sulit dikeluarkan itu menjadi sangat mudah dikeluarkan juga. Support satu sama lain itu penting dalam menjaga hal beginian.

Yah segitu aja dulu post gue.

Setelah gue ngepost ini, gue pun hanya bisa berfikir "Apa yang barusan gue tulis.... oh tidak. Udah terlanjut di tulis." dan setelah pengen ngereview malu sendiri dan hampir mual. Rasanya post ini terlalu motivational...

Gue butuh promag. Emang gue apaan? Hadi Teguh Platinum Ways? Atau Dokter Hayke yang ngebahas masalah-masalah kemanusiaan yang sampai sekarang kurang laku? Apalah gue ini, cuma sebuah pelajar bodoh yang mencoba menulis sesuatu yang keluar dari kepalanya sendiri pas lagi ngupil.

This post is for you, ny. I really mean it.

Dan, gue udah terlalu banyak membuat perilaku konyol kepada orang-orang disekitar gue. Emosi-emosi gue yang mengarah negatif mungkin telah membuat orang disekitar gue merasa sebal akan hadirnya gue di kehidupan mereka. Tapi comeon... gue mencoba menjadi Hadi terbaik yang mungkin akan kalian kenal seumur hidup kok.... Maafkan gue ya kalo banyak salah. Banyak sih....

Well sebelumnya gue bilang gue mencoba menjadi Hadi terbaik yang mungkin akan kalian kenal seumur hidup kalian, tapi sayangnya....


Well yeah. Nama gue termasuk nama terpopuler di Indonesia. Good luck, me. Masih panjang jalan gue menjadi Hadi yang terbaik buat orang-orang yang gue kenal dan kenal dengan gue.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
INI POST SERIUS BANGET KAMBING. AH IM DONE.

Btw this is the end of the post,

After all, this post is just one of my random thoughts.

Xixixixi.

See ya later.



Liburan yey!

Liburan kali ini gue nggak kemana-mana. Nggak mudik, nggak mengunjungi saudara di kota lain. Tapi gue menikmati liburan gue, serasa gue bener-bener bisa menikmati liburan yang selama ini gue inginkan. 

Yaitu jauh dari semuanya. 

Komunikasi dan kegiatan yang biasa gue lakukan terasa berbeda karena apa yang gue putuskan tersebut. Gue memutuskan selama liburan ini gue ingin merasa libur dari hal yang berbau elektronik, meski memutuskan untuk putus hubungan dengan internet dan barang elektronik itu mustahil. Jadi yang bisa gue lakukan akhirnya hanya mengurangi intensitas penggunaan barang elektronik bagi gue.

Dan gue merasa senang dengan apa yang gue jalani. Nggak dikit-dikit cek hp, nggak dikit-dikit buka sosmed, dan nggak dikit-dikit pengen tau apa yang orang lain lakuin di berita dan di sosmed gue.

Gue menghabiskan waktu gue untuk tiduran dan mikir, juga makan. Juga istirahat karena gue sakit-sakitan selama puasa dan ini saat yang tepat untuk menaikkan berat badan gue menjadi normal dan memulihkan diri. 

Gue mikirin tentang apa yang telah gue perbuat di bulan Ramadhan. Apa gue udah melakukan hal yang baik? Apa gue udah melakukan hal yang lebih di bulan ini dibandingkan di bulan lain? Apa gue udah menjadi pribadi yang lebih normal dan dewasa dibanding Ramadhan sebelumnya? Udah makin rajin belum ibadah gue?

Tentunya, nggak. Masih banyak kekurangan yang ada dalam diri gue. Gue tentunya nggak sempurna. Tapi gue terus berusaha untuk meningkatkan diri gue sebagaimana mestinya, supaya gue nggak menjadi pribadi yang..

......aneh.

Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir batin. Gue nggak terlalu banyak dapet THR, yang menyebabkan gue nggak terlalu niat untuk ngepost. Padahal itu udah kayak gaji.... why..... gue tau gue udah 17 tahun tapi nggak ada salahna dong gue mau THR...

hft.

Post baru is coming up soon.

Tuesday, June 14, 2016

"Down" - Kehilangan sesuatu yang tidak bisa digantikan?

When you try your best, but you don't succeed.
When you get what you want, but not what you need.
When you feel so tired, but you can't sleep.
Stuck in reverse...
And the tears come streaming down your face.
When you lose something you can't replace.
When you love someone, but it goes to waste.
Could it be worse?

Kutipan diatas adalah sebuah karya berupa lagu yang dinyanyikan oleh band Coldplay. Lagu berjudul 'Fix you' yang dapat menjadi 'teman' ketika lo baca post gue.

Nih deh, gue kasih video nya lewat YouTube.


Such an art.

Anyway, kali ini gue mau ngomongin tentang 'down'. Rasa dimana kayaknya kita udah gagal, perasaan dimana kita seperti orang yang udah nggak berguna lagi dan pengen nyerah. Rasanya tuh... nggak enak.

Sangat-sangat nggak enak.

Diantara lo semua pasti pernah ngerasa down. Down karena merasa udah ngelakuin sebaik mungkin, tapi hasil nggak sebanding apa yang udah dikorbankan dan diperjuangkan. Down karena merasa sudah melakukan yang seharusnya dilakukan, tapi tetap saja orang masih meragukan kita. Down karena merasa telah berharap sesuatu yang sudah yakin akan didapat, ternyata nggak dapet. Dan juga, down karena seseorang.

Post ini bukan post motivasi. Tapi post tentang bagaimana gue, mencoba melawan rasa 'down' gue yang mungkin berguna juga bagi lo ketika lo down. 

I am no good with 'motivation'-related thingy.

Disaat lo ngedown, lo bakalan ngerasain gimana rasanya lo merasa tidak bersemangat, malas untuk berbuat apa-apa, dan bahkan sampai ada yang nangis dan curhat ke temennya. It's totally normal. Gue pernah ngedown, of course. Karena gue berpikir apa yang udah gue lakuin ke hidup gue, karena apa yang udah gue perbuat ke orang lain, karena seseorang, dan karena gue memikirkan sesuatu yang sebenernya belom bisa gue raih, tapi udah merasa down duluan. 

Yah, yang terakhir itu ya sedikit bodoh. Tapi pernah.

Ketika gue down, yang gue lakukan hanya diam. Ya, diam. Gue nggak ngomong sama siapa-siapa secara face to face, sibuk melakukan sesuatu yang tidak jelas, menatap langit-langit kamar lalu tertidur .Ketika  bangun rasa down gue mulai hilang. Tapi, kalo masalah yang ngebuat gue down menurut gue sangat berat, gue akan menjauhkan semua alat elektronik dan komunikasi yang gue punya, berdiam diri di kamar, menatap langit-langit dan berpikir. 

Berpikir, dan berpikir. 

"Salah gue dimana."
"Perasaan gue udah melakukan sebisa gue."
"Gue sangat tidak bersemangat untuk menjalani hari."

Kadang ketika otak gue mulai malas untuk memikirkan hal-hal seperti itu lagi, pikiran gue teralihkan untuk memikirkan sesuatu yang serius. Seperti post gue di bulan Ramadhan.

Ya, kalo lo sadar gue menulis post ini di saat pikiran gue benar-benar berpikir serius setelah habis down. 

:)

Di saat-saat down gue ini, gue berpikir bagaimana cara yang harus gue lakukan agar gue bisa keluar dari zona 'down' yang sangat tidak nyaman ini? Nggak ada satupun manusia normal yang ingin berada di posisi kayak gue sekarang. Perasaan ngedown itu udah jadi seperti beban, Beban hati yang sangat-sangat mempengaruhi emosi seorang manusia. Ngebuat nggak mau ngapa-ngapain.

Tapi gue bisa ngeblog nih buktinya meski lagi down. 

Lho?!

Disini gue pengen ngasih saran gimana mengobati perasaan down yang kalian alami :

1. Jangan mikir ini adalah akhir dari segalanya. Come on men & women, kegagalan yang terjadi itu mungkin adalah batu loncatan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik nantinya.
2. Think positively. Jangan berpikir hal-hal jelek yang akan terjadi ketika lo baru saja down karena gagal akan sesuatu. Berpikirlah positif, agar muncul kembali semangat supaya down ini hanyalah batul kecil yang membuat lo terjatuh. Iya, sakit memang.
3. Jangan menyepelekan hal-hal kecil, agar sesuatu yang tidak diinginkan terulang. Biasanya, orang-orang yang menganggap sesuatu itu mudah dilakukan, akan mengubah prioritas hal tersebut menjadi sesuatu yang kurang-dibutuhkan. Ketelitian akan hal kecil akan berdampak besar, lho.
4. Alihkan perhatian. Gue tau ini sulit, tapi dalam diri harus ditumbuhkan pola pikir bahwa, "Kalo gue begini terus, akan ada berapa banyak kesempatan yang gue lewatkan nanti?" Kenapa nggak ngelakuin sesuatu yang membuat lo lupa akan hal tersebut? Seperti bermain game, menonton film, atau bahkan menulis blog. :)
5. Ubah pola pikir dan koreksi diri. Menurut gue ini adalah hal paling penting dari semuanya, Orang yang down pasti berpikir, "kok bisa gue dapet segitu?" dengan berpikir melalui jalur yang sudah dilewati dari akhir menuju awal. Menurut gue, itu salah. Lihat dulu dari kita sendiri, sudahkah kita menggunakan cara yang tepat untuk melakukan sesuatu? Sudahkah kita melakukan sesuatu untuk diri kita sendiri menggunakan metode yang tepat dan akurat? Dan lain-lain. Orang yang selalu marah, down, badmood, dan lain-lain akan selalu seperti itu tanpa mengkoreksi diri dan berubah ke arah jalan yang lebih benar. I know, it's hard. Tapi lihat sisi positifnya yang akan terjadi ke lo. 

:)

Sampe disini dulu post gue, guys. Gue masih dalam taraf penghilangan down yang sangat hebat, tetapi untungnya gue bisa berpikir dengan baik dan bisa ngepost post-an ini. By the way ini hasil gue berdiam diri tanpa menggunakan alat elektronik dan komunikasi seharian, lho.

After all, this is just one of my random thoughts. 


xixixixixi.


See you in my other random thoughts in Ramadhan, lads.


Saturday, June 11, 2016

"Gak temen" - Solidaritas?

Hari ini adalah tanggal 11 Juni. Hari ke 6 sejak 6 Juni ditetapkan sebagai hari pertama bulan Ramadhan. Berhubung gue seorang Muslim, gue puasa. Berhubung puasa, sekolah gue banyak liburnya. Gue merasa kalo di liburan gue kali ini, gue nggak melakukan sesuatu yang berguna. Pagi sahur, buka hp sebentar, setelah sahur masih bangun, menghabiskan diri di kamar, nggak ngapa-ngapain. Jauh dari handphone, tetapi kadang laptop masih gue nyalakan untuk sekali-kali main game.

Nggak tau. Rasanya gue nggak mau ngobrol dengan siapa-siapa. Gue tau ini salah, tapi ada saatnya dimana gue butuh waktu gue. Gue mau punya quality time sendiri.

Sendirian ngebuat gue berpikir untuk melakukan dan tidak melakukan hal yang ingin dan tidak gue inginkan. Bimbang di antara kegiatan positif dan negatif, gue sadar kalo gue belom ngepost di blog. Dan gue merasa hina.

Okeh. Cukup dengan hidup gue yang mulai runtuh, let's move on.

Jadi guys, kali ini gue mau ngomongin sesuatu yang bener-bener mengganggu gue banget.

Sesuai judul, lo bisa tau kalo yang mau gue omongin adalah "Gak temen". Tau kan? Kalo misalnya lagi jalan, terus lo udah di telponin Mama lo untuk pulang, tapi temen lo kayak, "Dih, lo pulang? Gak CS dah lo," atau "Ah udah dah, gausah temenin dah."

Akhirnya lo ikut temen lo demi persahabatan.

Hal ini sangat mengganggu gue, kayak kenapa kalo kita emang udah diberi batas kenapa kita harus selalu ngelanggar dan mengikuti hal yang temen-temen lo juga pilih.

Sekarang gue SMA, dan selama gue di SMA belum pernah gue ngerasain hal kayak gitu. Tapi jujur, di SD dan SMP yang dalam catatan merupakan masih bisa dibilang bagian dari pendidikan dasar dimana anaknya masih pada labil karena banyak yang baru akil balik, terjadi lah hal yang kayak gitu.

Sewaktu gue SD, jujur gue pernah di ajak untuk merokok. Di kepala gue yang waktu itu belom sepenuhnya berevolusi, yang masih mikir kalo pipis di pinggir jalan lagi tren tapi gak pernah dilakuin, mulai mengeluarkan banyak pemikiran yang harus dikeluarkan.

Disini bukan berarti gue mau menjudge perokok kalo mereka nggak boleh ngerokok. It's fine. Mereka punya pemikiran sendiri kenapa mereka ngelakuin. Waktu gue kecil, yang gue pikirkan ketika gue diajakin adalah;

1. Takut ketauan. Gue waktu kecil kadang nggak bisa ngelakuin sesuatu yang salah, atau menyeleweng. In this case, menyeleweng yang gue maksud adalah hal yang nggak sepatutnya dilakukan karena gue diberitahu untuk nggak melakukan. Ditambah, waktu itu diajak nya di dekat daerah sekolah. Kemungkinan besar akan ketauan. Kebayang kalo ketauan malunya kayak apa...

Kalo jauh bukan berarti gue mau, ya.

2. Gua gak terlalu bodoh. Gue suka baca buku kesehatan, dampaknya nggak bagus buat gue. Gue juga bisa berpikir kalo sekali diajak untuk sesuatu bersama, apalagi iseng-iseng dan diajak secara berkelompok, akan menyebabkan gue akan terus mencoba. Lama kelamaan, gue bakal bisa beli/ngelakuin sendiri di rumah, tanpa sepengetahuan orang tua. Dalam artian, gue bisa ngerokok dirumah.

3. Bagaimana gue bisa melawan taktik "Ah nggak solid lu, Di." dari teman-teman? Pikiran gue udah sampe situ, guys. Gue sering dipesanin sama orang tua gue, cari alasan yang masuk akal kalo teman-teman gue ngajakin untuk melakukan sesuatu yang nggak baik. Buat mereka percaya. Gak apa bohong asal beralasan baik. Oke. Alasan yang gue pakai nanti sudah terpikirkan.

4. Gue nggak tahan asap. Plis, kena asap rokok sedikit gue udah batuk.

5. Untungnya buat gue apa? To be honest, waktu SD jajan gue di sekolah sedikit. Mungkin lo bertanya kenapa. Rumah gue dekat, kira-kira cuma 80-90 meteran dari rumah. Kadang kalo gue mau pup, gue bilang ke guru, "Bu saya izin ke toilet" dan lewat pintu belakang lalu lari kerumah. Kamar mandi sekolah gue nggak se-PW kamar mandi rumah. Orang tua gue berfikir, ketika gue disekolah, kadang sulit untuk dipantau. Demi mencegah hal-hal yang memungkinan terjadi (such as beli rokok etc) uang jajan gue diperkecil. Tapi di rumah gue tetep jajan banyak, karena terpantau. Jadi ya gue nggak punya duit buat beli rokok, meski sebenernya bisa sih, sebatang 2 batangan.

Mungkin lo nggak percaya, tapi gue mikir beneran. Dari dulu gue selalu mikir kemungkinan yang akan terjadi, secara logika.

Oke, alasan yang gue gunakan waktu gue kecil adalah, "Maaf, tapi gue harus jaga rumah, orang tua gue pergi." Waktu SD gue adalah salah satu orang yang dipercaya, entah kenapa. Jadi gue dibiarkan lewat dan nggak kena ngerokok.

Singkat cerita, temen-temen gue pun tetap ngelanjutin niatan untuk merokok. Lagi, lagi, dan lagi. Lalu kemudian, sekitar beberapa bulan, guru menangkap basah teman-teman gue yang ngerokok. Orang tua dipanggil. Boom. Malunya...

Sebagian ada yang kapok, sebagian besar malah sampai sekarang makin kuat ngerokoknya.

Hal yang sama juga terjadi di masa gue SMP. Masa SMP adalah masa-masa yang benar-benar gue nikmatin. Gue hampir nggak pernah belajar kecuali kalo mau ada ulangan. Dikelas cuma nungguin bel pulang berbunyi. Sampe rumah gue cuma main game online.

Seiring berjalannya waktu. gue suka diajak ngumpul-ngumpul. Gue selalu menolak, karena melihat dari reputasi dan wilayah, sangat nggak pas banget buat gue. Gue udah lumayan bisa membuat benteng yang bagus, dimana gue nggak terjerumus menjadi cermin diri gue yang rusak in my opinion, dimasa depan.

Jaman makin berkembang, teknologi mulai merambah Indonesia. Anak SD kelas 3 udah mulai pacaran, anak SD udah main jegat-jegatan dan tawuran, mereka pada punya facebook dan sebagainya. Pengaruh perkembangan teknologi sangat besar imbasnya kepada anak-anak muda jaman sekarang, yang notabene masih labil dan belum mempunyai pegangan yang kuat terserang yang kayak beginian. Di samping hal diatas, solidaritas kini makin tumbuh.

Gue punya cerita. Ada anak SD sekitar kelas 4 an. Belum mempunyai pegangan kuat, masih labil, dan solidaritas dengan temannya sangat tinggi. Temannya main bola, ikut. Temennya ke sana, ikut. Temennya ke sini, ikut juga. Ia merasa kalau dengan mengikuti temannya melakukan sesuatu, maka Ia sudah merasa menyatu dengan mereka. Suatu saat, anak ini mendapat ajakan untuk merokok. Anak ini nggak tau harus ngapain. Ingin menolak, takut nggak ditemenin. Kalo diterima, nanti harus bagaimana?

"Gimana? Lo mau ikut nggak? Kalo lo bilang-bilang bu guru, kita pukulin." Akhirnya dia pun menerimanya. Belum sampai dia menghisap, guru pun datang. Anak tersebut beserta teman-temannya di tahan di ruang kepala sekolah, dan orang tua mereka dipanggil.

Dari cerita di atas, terlihat bahwa anak ini sangat nggak bisa menolak. Ia takut bahwa dirinya nggak diterima lagi. Ia takut bahwa kalo nggak ikutan nanti dia nggak punya teman disekolah. Kasus-kasus lain pun sama. Narkoba, miras, video porno, main playstation di rental sampai nggak pulang-pulang, nongkrong, tawuran dan lain-lain, kemungkinan besar terjadi karena adanya solidaritas yang menyimpang.

Solidaritas yang berarti sifat (perasaan) solider; sifat satu rasa (senasib dan sebagainya); perasaan setia kawan: (source), bisa diwujudkan dengan cara yang lain. Yang condong ke arah positif. Bukan melakukan hal yang manfaatnya cuma sesaat dan nggak menghilangkan masalah, dan cuma membuat kerusakan yang hanya tertunda sementara?

Miris.

Gue pernah jadi korban solidaritas menyimpang. Tapi gue berhasil menolak. Terus apa aja yang gue lakukan biar gue tetap bisa terhindar?

1. Gue berpikir. Dampak kepada diri gue, orang yang gue sayangi, dan orang yang nggak suka dengan gue.
2. Gue mencoba menolak secara baik-baik.
3. Gue harus punya pendirian.
4. Gue meninjau dari sisi agama dan ilmiah. Well if you're an atheist, cukup tinjau dari ilmiah. Kalian bisa berpikir.
5. Gue mencoba untuk melakukan hal yang dalam catatan lebih memiliki makna.
6. Berani untuk katakan "Tidak, terima kasih."

Coba pikirkan, renungkan, dan bayangkan. Mengapa solidaritas menyimpang masih banyak terjadi dilingkungan anak SD dan SMP. Jikalau pada zaman SMA, gue hanya bisa berdiam. Pikiran anak SMA sudah mulai dewasa. Seharusnya sudah bisa menjalani dan memilih hidup yang ingin dijalani. Nggak cuma ikut-ikutan teman, ujungnya bisa nyasar ditengah jalan, dan bisa dibayangkan kalo udah nyasar di tengah jalan.

Your life, your choice.

After all, this post is just one of my random thoughts.

Xixixixi.

See ya later.

Friday, June 10, 2016

ola.

Hi guys! selama puasa ini gue bakal ngepost sesuatu yang bener-bener nggak pernah gue post, dan isinya cuma tentang pemikiran gue yang pengen gue omongin dan hal-hal lain.

Siap.

Monday, June 06, 2016

Happy Birthday to me!

Happy birthday to me

Happy birthday to me

Happy birthday dear myself

Happy birthday to me

Keliatan kesepian banget gak sih.....

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Oke guys jadi hari ini adalah hari ulang tahun gue yang ke 17.

#finallylegal #saatnyabuatbikinktp

Gue sebelumnya gapernah mau untuk nulis tentang hari ulang tahun gue, tapi ya sudahlah. Toh umur 17 itu cuma sekali dalam hidup gue.

Di tahun ke 17 sejak gue lahir ke dunia ini gue udah mengalami banyak hal. Banyak hal yang berubah dari gue umur 17 hari, 17 bulan dan 17 tahun.

Gue menyadari di tubuh 17 tahun, dan pemikiran masih bocah 9 tahun ini sada bahwa semakin gue udah semakin dewasa, dan masih banyak yang harus gue lakuin untuk masa depan gue. Gue sangat berharap di umur yang akan datang gue akan lebih menyadari apa arti hidup dan menjalani kehidupan ini dengan lebih normal.

Moving on,

Di pagi 6 juni 2016 ini, adalah awal ibadah puasa Ramadhan di tahun 2016 masehi. Bertepatan dengan hari ulang tahun gue, menurut gue Ramadhan datang di hari ulang tahun gue pun gue udah merasa cukup menjadi hadiah ulang tahun. Gue mau curhat, dulu gue pernah ngerayain ulang tahun gue, kira-kira yang ke-5. Setelah umur gue 6 dan keatas, gue mulai berpikir kalo gue nggak butuh ulang tahun gue dirayain. Cukup orang-orang terdekat gue (nb : orang tua, keluarga, dan sebagian kecil teman) itu tau dan ngucapin itu udah sebuah hal yang menurut gue,

"Kapan lagi", gitu.

Secara umum, ucapan aja ke gue itu udah sesuatu yang bisa gue anggap lebh (kecuali kalo ngucapin terus minta traktir). Tapi secara khususnya, sebenernya nggak ada sesuatu yang gue inginkan secara khusus. Gue gak pernah mau untuk minta ke orang tua atau orang lain soal hadiah ulang tahun dalam bentuk sesuatu yang bisa gue gunain secara lama. Paling kalo ulang tahun, gue ditawarin mau beli apa, kalo nggak sesuatu yang personal dan gue lagi pengen banget, ya gue bilang, "Yang bisa dimakan bersama aja" atau "Yang rame-rame bisa pake".

Dengan kata lain, makanan. Nggak tau kenapa.


Tapi kalo orang mau kasih gue hadiah, ya gue terima.

"Kapan lagi", gitu.

Lalu, kalo gue pengen suatu barang, kadang gue nggak mau ngomong sama ortu untuk minta ini itu kecuali kalo gue punya uang yang mendekati harga yang gue inginkan, dan ditambahin. Itu gue baru minta. Kadang suka nggak enak gimana gitu, ya. Belum butuh-butuh amat, tapi pengen ini dan itu. Jadi ya gue abaikan.

By the way, alo ada yang kasih gue hadiah, ya Alhamdulillah masih ada yang mau ngasih gue hadiah, meskipun kadang gue nggak bisa ngasih apa-apa ke orang yang ngasih gue hadiah pas mereka ulang tahun.

Oya, kalo mau kadoin gue, duit aja ya.

#ngarep

Oke gue bercanda.

Moving on, gue hari ini langsung disuruh buat KTP!

Gile. Gercep banget kan?!

Oke, setelah gue dapet surat keterangan yang ditembus RT, gue pun sebagai warga negara yang baik lansung menuju kantor (kurang lebih) RW yang letaknya agak jauh dari rumah gue, karena di RW tersebut, RT gue ini adalah RT terakhir.

Setelah gue masuk ke dalam kantor RW tersebut, terlihat pak RW sedang main HP. Berkas-berkas yang gue bawa pun diserahkan ke asistennya untuk di tulis nama sang RW tersebut. Oke.

Ketika saat penandatanganan tiba, sang RW pun menyerahkan HPnya kepada asistennya yang lain untuk memfoto gue yang lagi nunggu tanda-tangan surat keterangan. Narsis juga, pak. Setelah gue dapet surat keterangan, gue pun langsung pulang dan lanjut ke kelurahan, tempat dimana gue bakal regist ktp sebenarnya.

Gue gak pernah ke kelurahan sebelumnya, tapi gue tau tampak depannya gimana. Gue dikasih tau kalo gue harus ngambil nomor antrian dan nunggu sampai nomor gue dipanggil. Gue linglung, gue nggak tau nomor loket dimana karena ini pertama kalinya gue kesana. Ujungnya, harus nanya ibu-ibu yang baru masuk dan dapet deh nomor antrian.

Pas nomor gue dipanggil, orang-orang banyak yang mulai masuk untuk ngurus berbagai hal. Ada juga yang ngurus KTP. Setelah berkas gue diambil, gue pun menunggu untuk dipanggil untuk mengisi data dan foto.

Iya, gak pasti banget kapan bakalan dipanggil.

Aneh, mungkin gue yang salah. Disela-sela gue nunggu, ada cewek yang baru dateng bawa berkas-berkasnya, dan nggak ngambil nomor antrian dan langsung nyamperin petugasnya, dan langsung masuk untuk foto. Dan dia pun keluar dengan ekspresi bahagia dengan membawa kertas keterangan pembuatan KTP.

Kayak, duh.... gue udah antri dan nunggu 1 jam-an tapi dia duluan yang dapet itu... sakit.

Saat giliran gue, gue masuk dan gue nurut apa yang disuruh di lakuin.

Masalah datang pas tanda tangan. Tandan tangan gue miring nggak karuan. Mungkin cuaca lagi buruk, jadi tanda tangan gue jelek. Gue pun minta untuk diulang dan yah, hasilnya cukup bagus lah.
.
.
.
.
.
.
.
Intinya, gue udah buat KTP!

Dan harus nunggu sampai 14 hari kerja.

Mudah-mudahan sih jadi dalam kurun waktu segitu.

Makasih buat temen-temen gue atas birthday wishesnya, sukses juga buat kalian dan maaf kalo gue banyak salah.

Marhaban Yaa Ramadhan! Met puasa, bro und sis.



peace out.

Sunday, May 22, 2016

Tipe-tipe temen yang mungkin lo pernah temuin di sekolah!

Seperti yang kita tau, sekolah adalah tempat dimana orang-orang yang berbeda kelamin, kepribadian, hobby, level keniatan untuk sekolah berkumpul. Gue dari umur 3 tahun udah mulai sekolah, dan sampe di umur gue yang menjelang 17 tahun ini, berarti gue udah menjelang 14 tahun sekolah.

14 tahun bukanlah angka yang kecil untuk sebuah usia.

Anyway, kali ini gue pengen menjelaskan tipe-tipe murid yang paling mungkin ada di setiap sekolah, Gue nulis ini karena gue cinta kepada teman-teman gue dalam status berteman, dan juga gue sangat ingin membuat status jelas tentang tipe-tipe siswa yang ada di sekolah.

Langsung aja!

Anak gaul

Yang pertama adalah anak gaul. Anak gaul yang gue maksudkan disini adalah anak yang dikenal sama semua orang karena suatu hal yang telah atau akan Ia lakukan. Entah guru, anak kelas lain, satpam, bahkan petugas kebersihan sekolah. Biasanya, anak yang gaul ini nggak suka awkward di mana pun Ia berada, selalu punya tujuan yang kemungkinan jelas, dan lebih terlihat berwibawa.

Menurut gue, orang yang gaul itu menjadi 'gaul' dikarenakan suatu ketidaksengajaan. Mereka bukan ingin menjadi orang yang dikenal, tapi menjadi dikenal dengan sendiri. Karena apa yang mereka lakukan, ucapkan, memberikan pengaruh yang cukup besar untuk membuat orang yang disebut itu menjadi gaul.

Anak yang gaul di semuanya

Mungkin lo masih kurang mengerti kenapa gue pisahin lagi anak gaul menjadi anak gaul di semuanya? 

Maksud gue, anak yang gaul di semuanya itu benar-benar gaul di segala aspek. Nggak cuma karena ngomongin suatu hal, tapi di semua hal.

Dan kadang mereka itu levelnya setara dengan anak gaul, tetapi dengan ruang lingkup yang lebih luas.

Anak yang gaul di sekitaran kelompoknya doang

Anak ini sangat terlihat pendiam dalam komunitas yang besar, tetapi kalo dia udah bertemu dengan orang yang sehobi/seminat dengan dia..

Dia bakal nunjukkin true-selfnya. 

Kata gaul menurut orang ini mungkin agak berbeda. Jadi menurut mereka gaul itu bukan memiliki banyak teman dan dikenal, tapi berkumpul dengan kumpulan orang-orang yang sehobi adalah keasikan tersendiri, sehingga membuat mereka menjadi gaul.

Anak yang cinta belajar

Sebenarnya, nggak ada salahnya untuk belajar. Orang yang belajar adalah orang yang memiliki maksud dan tujuan yang ingin mereka capai. Ada sesuatu yang worth fighting for. 

Setiap hari, waktu di habis kan rata-rata untuk belajar. Disekolah, kalo jam dari guru lagi kosong, dia belajar. Entah kenapa, belajar itu menjadi suatu kebutuhan yang sangat-sangat tidak dapat di lepas dari kehidupan anak ini.

Anak yang sangat cinta tanah air

Anak yang satu ini adalah anak yang sangat jarang ditemukan, di tengah derasnya arus globalisasi di Indonesia. 

Anak ini sangat cinta dengan tanah air, sampai-sampai kalo dia ngeliat sesuatu yang agak menentang dari suatu presentasi PKn, dia pasti akan bertanya di sesi tanya-jawab dengan pertanyaan yang kritis.

Anak yang nggak suka di ganggu

Anak ini kayak sangat sensitif. Anak ini bisa kemungkinan friendly, asik, dan seru saaat diajak ngobrol. Tapi kalo dia lagi ngerjain sesuatu, jangan coba-coba untuk ngeganggu dia.

Dia bisa menjadi orang yang paling menakutkan yang nggak bisa di bayangkan.

Takut kerjaannya berantakan, probably.

Anak yang pendiam

Anak tipe ini adalah anak yang pendiam. Pendiam itu sebenernya memiliki faktor sendiri-sendiri, jadi ya kalo anak ini pendiam bisa jadi dia mau ngobrol tapi nggak tau siapa yang mau ngajak dia ngobrol. Atau dia bingung mau mulai percakapannya gimana.

Gue juga post tentang pendiam di malam ngebacrit gue. Nih linknya.

Anak yang suka dagang di kelas

Sekolah itu jadi tempat yang enak untuk berdagang, terutama untuk cari dana.

Sekolah juga tempat yang bagus untuk cari dana, dimana kaum-kaum kelaparan mau makan tapi nggak mau banyak-banyak biar nggak gendut.

Jadinya pas deh dipake untuk dagang, apalagi makanan kecil gitu...

Nyam.

Anak yang nganggep sekolah itu bimbel dan bimbel itu sekolah

Lo mungkin bakal nemuin anak yang kayak gini mulai dari SMA keatas. Karena itulah yang bener-bener gue lihat.

Tipikal anak yang kayak gini, biasanya dikelas itu belajarnya nggak terlalu serius. Tapi giliran mendekati ulangan kayak menjadi murid yang udah ngikutin gurunya dari awal.

Beh.

Anak yang akrab dengan guru
Come on. Kita semua pasti punya temen yang kayak gini.

Tipe yang akrab dengan guru tuh ada 2, yaitu yang akrab karena dia sering dipanggil dan 'dipanggil' guru.

Dipanggil guru artinya karena dia well-known sebagai anak yang tergolong pintar di suatu bidang, lets say pintar di bidang matematika. Maka guru matematika akan sangat suka mengahampiri anak ini untuk mencek jawabannya.

Dan yan satu lagi, yang suka 'dipanggil', itu karena anak ini suka sekali bercanda dengan gurunya.

Tapi gurunya nggak bisa di ajak bercanda. Jadi deh, anak ini di cap bandel.

Anak yang lebih suka main dengan kelas lain dibanding 
dengan kelas sendiri

Ini mungkin jarang ada, tapi pasti ada.

Kemungkinan besar kenapa dia lebih memilih main sama kelas lain sih, karena mungkin nggak nyaman di kelas, atau karena lebih suka main sama temen yang di kelas yang lama, atau...

Doinya di kelas lain.

Anak yang suka pergi ke kantin di kala jam kosong atau pelajaran guru yang menurutnya kurang bermutu

Sumpah, gue pengen kayak gini. Tapi kadang-kadang, gue nggak bisa jujur aja. Tapi tetep aja ada anak yang lebih mending ke kantin dibanding ngedengerin gurunya. Apalagi kalo gurunya kadang.... aneh...

Anak yang suka tidur, tapi...

Tapi sering dapet nilai bagus. Padahal, ke sekolah bisa dibilang kayak nggak niat gitu... cuma dateng, terus tidur.

Tapi sekalinya ulangan, bikin orang jengkel. Pasti kita semua punya teman seperti ini.

Anak yang diem-diem aja dikelas, tapi kadang suka bau

Intinya anaknya suka pup dikelas.

Diem-diem.

Kadang-kadang pagi-pagi suka ngilang, karena suka ke toilet.

Anak yang ajaib

Saking ajaibnya... *poof*

Kadang nggak ada yang peduli kemana ini anak pergi...

Kesian.

Anak yang berimajinasi tinggi

Yang terakhir, anak yang berimajinasi tinggi adalah anak yang level imajinasinya terlalu tinggi dan kadang digunakan di tempat yang salah. Kadang nggak tau tempat untuk mengekspresikan imajinasinya.

Jadi jangan kaget kalo tiba-tiba ada anak yang suka diem-diem aja di kelas, lalu suatu saat lu mungkin denger dia teriak,

"Kagebunshin no Jutsu" atau hal yang lain, seperti dia tokoh anime.


.
.
.
.
.
.
sorry riq
.
.

Ya, segitu dulu post rada-rada gue. Besok gue mau ulangan, jadi ya mau gak mau harus di wrap up cepet-cepet.

See ya!

dan doain gue berhasil.


Friday, May 06, 2016

Sunday, May 01, 2016

Manhwa Review : Noblesse

Sebelumnya, buat yang belum tau apa itu 'Manhwa', manhwa itu adalah komik buatan komikus Korea. Kita bisa bilang manga (baca : man-ga) adalah komik buatan komikus Jepang, such as One Punch Man, One Piece, Bleach, dan sebagainya. Sedangkan manhwa adalah komik buatan komikus Korea.

Gitu.

Kali ini gue mau ngereview salah satu manhwa paling tenar di dunia maya Indonesia;

Noblesse.

(img source : noblesse.wikia.com)

Genre : Shounen*, Action, Comedy, Supernatural, Mystery.

1. Plot/Sinopsis.

Noblesse is about a powerful Noble - Cadis Etrama Di Raizel (referred to as Rai) - who has been asleep for 820 years with no knowledge of mankind's advancement and scientific successes. At the start of the webtoon, Rai wakes up in an abandoned building in South Korea, and starts to get used to the modern world.. He goes to a school, where he meets his loyal servant Frankenstein. With Frankenstein's help, Rai enrolls into high school and inadvertently befriends athletic teenager Shinwoo, computer geek Ikhan, and Shinwoo's crush Yuna, and a few others. Noblesse follows the group's often dangerous adventures against a secret organization while uncovering Rai's past.

Read more about Noblesse's characters and etc on Noblesse's wikipedia page and Noblesse wikia.

2. Komentar 

Jujur, sebelum aplikasi 'webtoon' di aplikasi LINE muncul dan bagi-bagi koin gratis, gue belom pernah ngebaca Manhwa. Setelah beberapa lama gue baca beberapa Manhwa, temen gue merekomendasikan Manhwa ini.

Terima kasih, LINE. Terima kasih koin gratisnya.

Awal mula ceritanya memang agak membosankan jujur aja. Karena belum terlalu banyak pertarungan yang dilakukan Rai di awal-awal, Rai terlihat sangat lemah, tetapi dia mempunyai bawahan yaitu Frankenstein, yang membuat gue merubah pikiran kalo Cadis Etrama Di Raizel tidaklah selemah itu. Gak sesuai sama namanya.

Tap, setelah gue jalan beberapa puluh chapter (Btw, gue baca yang berbahasa Inggris. Lebih duluan muncul dan udah banyak chapternya dibanding yang berbahasa Indonesia.), terlihat lah kekuatan si Rai yang menurut gue beberapa chapter kedepannya akan menjadi lebih seru.

Seratus, dua ratus, tiga ratus, empat ratus chapter pun terlewatkan.

Gila.

Keren parah.

Saking kerennya, gue gak bisa ngejelasin. Mending baca sendiri. 

Semakin banyak ngebaca chapter, semakin ingin tahu kelanjutan selanjutnya. 

#NoblesseHype

Oiya, Noblesse ini dapet sebuah video Animationnya yang waktu itu resmi di streaming live lewat LINE. Animation ini buatan animator jepang, dan berbahasa jepang, sehingga bisa dikatakan kalo ini adalah Anime nya. Meski menurut gue yakin sebenernya gak cuma satu animasi tentang Noblesse, karena kalo lo coba cari "Noblesse Animation" di YouTube, resultsnya bukan cuma yang waktu itu di streaming kok!

Beh.

Lebih lanjutnya, lo bisa baca Noblesse di Laman Noblesse di website Webtoon. (Bahasa Inggris. Chapter terakhirnya #404 pas tulisan ini ditulis.) Buat yang mau versi Bahasa Indonesianya, bisa di Laman Noblesse bahasa Indonesia (Berbahasa Indonesia, sumpah. Chapter terakhir yang di update itu chapter ke #376 pas tulisan ini ditulis.)

3. Plus & Minus nya

Perlu gue kasih tau, penilaian ini sangatlah relatif.

+ Plus
  • -Cerita itu gampang di tangkep dan menurut gue salah satu cerita yang bagus. Temen gue bilang cerita ini adalah cerita tentang vampire, tapi gue gak suka vampire. Setelah gue baca Noblesse, gue sadar kalo cerita itu bukan tentang vampire. Tapi bagus.
  • -Kadang cerita yang sedang berjalan kepotong dan harus menunggu minggu selanjutnya / baca chapter selanjutnya. Bikin pengen baca lagi, euy.
  • -Art nya semakin berkembang. Ini adalah hal yang seiring waktu nggak di sadarin oleh banyak pembaca di manga atau manhwa. Kalo lo baca dari chapter 1-ratusan, dan kalo lo lagi bosen dan lo coba baca dari chapter 1 lagi, kerasa banget bedanya.
- Minus
  • -Mungkin ini emang udah sering terjadi di manga atau manhwa manapun. Tujuannya itu masih sangat samar. Filler banyak banget. Meski nggak ngebosenin, tapi ya emang maunya Author begitu, sih.
  • -Kadang cerita yang muncul di awal itu nggak bisa dikira-kira. Meski sangat jarang, tapi chapter selanjutnya kadang nggak hubungannya dengan chapter sebelum chapter ini. Malah di chapter selanjutnya lagi baru lebih nyambung Jadi ya harus lebih bersabar.....

Overall bagus, kalo gue rate 1~10...........


9/10

ea. Gue rada selektif, lho. Tapi emang bagus kok.......


Baca Noblesse dan share cerita lo tentang Noblesse disini!

Sekian dulu,

Cya!

Monday, April 18, 2016

Malam ngebacrit : Orang Pendiam.

Wha, malam ngebacrit nongol lagi. Tempat gue curhat tentang idup gue.

Wihi.

Jadi begini guys,
.
.
.
.
Ada orang yang bilang gue adalah orang pendiam.

Padahal gue cuma mau di ajak ngomong.

Ada orang yang bilang gue itu dingin.

Padahal gue takut orang gak suka tentang apa yang gue omongin.

Ada juga orang yang bilang gue itu orang yang gak bisa di ajak ngomong.

Mungkin emang bener. Tapi gue selalu mencoba mengerti apa yang orang bicarakan.

***

Pada waktu gue SD, gue itu adalah orang yang pendiam. Pada waktu gue SD, gue berpikir tentang hal-hal di atas. Pada waktu SD gue selalu merasa hidup gue nggak adil. Dan pada waktu gue SD pula gue merasa kalo gue itu adalah......

..... orang yang paling tidak beruntung.

Pasti orang yang pernah ada di posisi gue, yang punya temen kayak gue, ataupun yang pernah nge-bully orang yang kayak gue (nge-bully itu gak baik, stoopid.) mungkin tau dengan apa yang gue maksud. Orang pendiam sebenernya nggak pendiam. Bahkan Stephen Hawking pernah bilang, "The quiest people have loudest minds" yang artinya "Fisika itu mudah ccd lo semua"  "Orang-orang pendiam adalah orang yang pikirannya rame" lol what a translation. Orang-orang pendiam itu bakalan memunculkan sifat aslinya kepada orang yang deket sama dia.

Seiring dengan berjalannya waktu, sedikit demi sedikit gue bisa menghilangkan rasa pendiam gue. Waktu SD, gue gak berani ngomong dengan orang dari kelas lain. Lalu, gue gak bakal ngomong sama orang lain di kelas gue yang nggak deket sama gue kalo nggak penting-penting amat. Kecuali kalo gue ikut-ikutan jahil......

Namun sejak SMP, gue bisa menghilangkan rasa takut gue untuk berbicara dengan cowok. Iya, cowok. Gue cowok. Yah, meski masih pilih-pilih karena jujur gue termasuk anak yang kurang pergaulan.

Ketika masa SMA datang, akhirnya gue bisa ngobrol dengan cewek. Setelah berhasil meng-overcome masalah yang udah menghantui gue bertahun-tahun.

Apa gue senang?

Ya. Pretty much.

Nah, di post kali ini gue pengen ngasih tau beberapa fakta orang pendiam. Buat yang ngerasa kalo ini gak benar atau kenapa, post ini semua berasal dari perspektif gue dan apa yang sudah gue alamin pas gue masih pendiem banget.

Jadi tolonglah diam dan disarankan buat di baca.

Jangan remehkan orang pendiam, ya.

#azek

1. Orang pendiam itu sebenarnya orang yang memperhatikan

Ini bener, lho. Jangan remehkan orang pendiam.

Secara diam-diam orang pendiam adalah orang yang memerhatikan. Nggak salah juga dong kalo gue bilang orang pendiam itu kemungkinan besar orang yang perhatian.

:))

Mungkin kita emang nggak kelihatan bodo amatan. Mungkin emang kita terlihat nggak niat menjalani hidup karena hanya menghabiskan waktu dengan diam. Tapi jujur, kita suka memperhatikan hal-hal kecil.

Dan diomongin bersama.

2. Orang pendiam rata-rata diam-diam mematikan

Bukan karena mereka bisa kentut tak bersuara tapi bau banget. Bukan.

Tapi dari apa yang gue alamin, orang pendiam itu kebanyakan wawasannya luas. Entah wawasan tentang berita, politik, ilmu pengetahuan, anime ataupun hal yang bebau jepang, bahkan wawasan tentang Song Joong Ki yang main Descendants of The Sun.

Ada juga, orang yang diam-diam akademik dan non-akademiknya bagus. Terkadang, lebih banyak yang condong ke akademik dibandingkan dengan non-akademik. Mungkin karena mereka lebih dominan menggunakan otak dibanding otot, ataupun jarang menggunakan keduanya bersamaan.

Nerdy.

But still handsome af.

3. Orang pendiam itu mengeluarkan sifat aslinya di lingkungan dekatnya

Kalo lo sering ngeliat ada anak kelas lo yang kalo lagi di dalam kelas itu diem doang, tapi kalo main sama temen-temennya suka rame gitu artinya dia udah menemukan teman yang cocok dengan dia dan bisa membuka diri dengan memunculkan sifat aslinya.

Gue begitu kok.

Sebenarnya, menurut gue sendiri, orang yang kemungkinan pendiam kayak gue itu pengen bisa berkomunikasi dengan orang lain.

Tapi, jujur gue sangat takut kalo orang yang gak bisa nerima orang pendiam atau jarang ngomong sama orang pendiam itu ngerasa aneh, ngerasa gak nyaman, ataupun ngerasa kayak, "Lo ngomong apapun gue gak tertarik."

Sulit.

Jadi bukan berarti orang yang pendiam itu buruk, ya.

4. Orang pendiam biasanya lebih nyaman berkomunikasi dengan orang yang punya kesamaan dengannya

Poin ini mendukung lebih dalam terhadap poin nomor 3. Biasanya kumpulan orang berkumpul karena memiliki cita-cita, keinginan, kesukaan yang sama.

Contohnya komunitas-komunitas pencinta suatu hal. Lewat komunitas-komunitas itulah sharing pengetahuan akan sesuatu terjadi.

Pendiam juga gitu kok. Jadi jangan kira pendiam itu gak punya temen ya meski kadang kurang pergaulan.

5. Orang pendiam itu gak seperti yang orang pikirkan

Ada orang yang mikir kalo orang pendiam itu sombong. Contoh, ketika ketemu temen lama di jalan.
Kebanyakan orang pendiam itu lebih suka menghindari teman lama yang mereka lihat, dan pura-pura nggak ngeliat deh.

Gue sendiri sering ngelakuin hal kayak gituan. Bukan karena gua gak suka ngeliat, ngobrol, atau gimana. Gue cuma takut dan gatau harus ngomong apa.

Hidup gue penuh ketakutan untuk berkomunikasi dengan orang yang udah lama nggak ketemu, dan orang yang baru gue mau kenal.

Sebenernya, mau kenalan kok. Mau nyapa kok. Tapi kadang kita sendiri gatau caranya gimana....

(Post tentang tipe-tipe orang ketika bertemu teman lama ada di sini)

Yah, begitulah.

Sebenarnya, hal yang salah itu mungkin ada di dalam diri si pendiam itu sendiri. Pendiam sendiri itu adalah suatu hal yang sebenarnya nggak patut di lakukan. Rasa anxiety emang pasti ada untuk pendiam, tapi coba berpikir. Apa mau selamanya menjadi pendiam, dan mau mati di kediaman juga?

Gue sekarang sedang berkembang menjadi orang yang tidak hanya berdiam diri di sekeliling orang yang belum gue kenal. Gue mencoba aktif, mencoba melakukan segala hal yang gue bisa.
Agar kelak nanti jadi orang yang..
.
..
.
kagak awkward.

Sekian.

Gajelas banget, dah.

Saturday, April 09, 2016

Liburan gak kemana-mana? Cobain salah satu hal yang bisa lo lakuin pas liburan ini!

Saat gue nulis ini, gue adalah seorang siswa kelas XI SMA. Gue menulis ini disaat gue sedang menjalani masa "belajar di rumah" selama 12 hari, karena kelas XII nya sedang menjalankan UN. Entah UN PBT atau CBT.

Biasanya, anak seumuran gue manghabiskan liburannya dengan berlibur, atau melakukan hal yang berguna. Tetapi gue, lebih memilih untuk diam di rumah. Nggak ngapa-ngapain. Gabut. Diem aja.

Masih terlalu banyak dopamine di dalam otak gue yang nyebabin gue gak mau ngapa-ngapain. Hm.

Sebelum mulainya 'belajar di rumah' yang kira-kira dimulai 8 hari yang lalu, gue berpikir sebaiknya gue memikirkan apa yang mungkin gue lakukan di rumah, kalo misalnya gue gak jalan-jalan. Gue juga berniatan untuk jalan-jalan, paling nggak gue menghabiskan beberapa hari gue untuk jalan-jalan.

Tapi, selama liburan gue lebih condong nggak menghabiskan liburan gue. Sama sekali.

Entah kenapa, liburan gue kali ini rasanya lebih pahit dari jamu. Jamu buyung upik.

Jujur aja, gue berencana juga buat nulis apa yang gue bakal lakuin selama liburan, apa yang gue alamin selama liburan. Dan rencana gue udah tersampaikan dengan post ini, yaitu dengan nggak kemana-mananya gue.

Post kali ini adalah draft gue waktu.... gue baru mau masuk SMA. Cuma sekedar nulis garis besar. Dan udah bersarang laba-laba juga draft ini. Post ini adalah salah satu dari sekian draft gue yang belom kesampean di tulis dan udah di revisi biar gak keliatan bocah. Mungkin ada yang nanya, kenapa gue banyak draft. Soalnya kadang-kadang lagi nulis, eh mood teralihkan. Atau ilang. Atau ada panggilan untuk war bareng.

Malah curhat, kambing.

Oke, jadi kali ini gue mau ngasih tips hal apa saja yang bisa lo lakuin kalo misalnya lagi liburan (entah liburan abis lulus-lulusan, abis UAS, libur lebaran, ataupun meliburkan diri) biar gak bosen dan busuk di rumah!

1. Main game

Main game adalah hal yang paling gue rekomendasiin bagi lo semua yang lebih milih buat ngehabisin waktu liburan lo dirumah. Game-game yang bisa lo mainkan adalah game yang berbasis PC, konsol, ataupun HP.

Paling enak sih, PC.

#pcftw #pc4lyf

Kenapa gue bilang PC?

Karena PC (meski yang standard dan bukan yang overpower) jangkauan gamenya luas, dan bisa untuk main emulator NES, PS1, PS2. Buat controller? Controller PS2/PS3 aja bisa di pake buat controller game PC yang bisa pake controller kok. =)

Apalagi PC yang kuat buat main game berat. Bhe.

Gue gak bilang kayak gini karena gue lebih prefer pc dibanding console, tapi karena emang kenyataannya gitu. Semua menjadi relatif, sih. Tergantung orang itu sendiri ada di sudut pandang mana dan ketemu nyamannya dimana.

2. Bantu beresin kamar

Ini adalah salah satu hal yang pengen gue lakuin. Tapi jarang banget kesampaian.

Buat yang dirumah nya menggunakan jasa yang ngebantu beres-beres rumah, sekali-kali sadar dirilah kalo misalnya kamar lo sendiri berantakan. Bisa mendidik diri sendiri buat bertanggung jawab kalo abis ngeberentakin kamar gitu kan. =D

3. Mencari ide

Mencari ide adalah hal yang pengen gue lakuin ketika gue liburan. Mencari ide yang gue maksudkan disini adalah, mencari ide tentang apa yang ingin lo lakuin nanti di masa depan.

Gue orangnya adalah orang yang menghadapi apa yang akan gue hadapin dalam waktu dekat. Gue sangat jarang berpikir jangka waktu panjang, kecuali masalah ini benar-benar membutuhkan pemikiran panjang.

Bisa dibilang, gue orangnya nggak berpemikiran panjang kalo gak dibutuhkan. Jadi, sulit untuk serius kalo gak di butuhkan.

Kagak deng. Bisa dilihat dari post-post gue, gue itu gimana orangnya kalo mikir pendek.

Buat yang mau mencari ide tentang hal lain, seperti apa yang bakal lo lakuin esok, atau apa yang pengen lo cari idenya yaa itu boleh lah pastinya!

4. Belajar

Sebelum gue melanjutkan, sebelumnya lo bakal mikir.

"Ambis lo, nyet."

Wei, jangan menghakimi dulu. Mungkin gue berpikir kayak gini, tapi selama liburan gue gak pernah nyentuh buku pelajaran atau buku referensi atau buku apapun yang berhubungan dengan pelajaran sekolah. :)

Lagian, orang yang notabene 'ambis' itu juga punya alasan tersendiri, dan alasannya itu terbilang bagus buat dia. Gak ngerugiin orang, kecuali kalo orang lain yang suka merasa rugi karena orang yang dibilang ambis. Kadang-kadang, masalah ambisius ini malah bikin orang itu ngedown karena dibilang ambis. Padahal, mungkin emang dari sananya itu dia udah begitu dan itu udah menjadi kebiasaan. Jadi kalo ada temen ambis, katain ambis aja tapi dalam taraf bercanda aja. :)

Gue sering kok bercandain orang begitu.

Ya, buat yang mau belajar kalo lagi liburan ya silahkan. Sangat-sangat memerhatikan masa depan sekali biasanya sih yang kayak begini.

5. Maraton film/anime/drama/apaan kek 

Nonton film atau anime atau variety show (ea) biasanya adalah hal yang lumrah buat gue lakukan selama gue liburan. Tetapi, di liburan UN pas gue nulis ini (Kelas XI) gue bener-bener nggak ngapa-ngapain. Jarang nyentuh HP. Jarang baca komik. Jarang nonton film, anime, dan sebagainya.

Buat lo yang waktu itu ketinggalan anime spring/winter/summer season, lo bisa nonton pas lagi liburan ini kok!

Mayan, dari pada waktu lo terbuang sia-sia dengan ngelakuin hal yang nggak bener gitu, kan.

6. Ngebuat sesuatu!

Lo punya skill akan sesuatu?

Seperti ngebuat lagu, film, atau nulis? atau bahkan skill untuk pup di toilet duduk dengan berdiri?

Daripada nggak ngegunain skill lo untuk menciptakan sesuatu yang bisa menyenangkan orang banyak in positive way, kenapa nggak?

Ngebuat lagu lalu di upload ke soundcloud, ngebuat shortmovie bareng temen-temen, ataupun ngehabisin waktu di rumah untuk nulis blog ataupun untuk nulis buku untuk dikirim ke penerbit juga oke!

Gue sih lebih menyarankan buat nulis. Nulis buku, gih!

#hftlyf

7. Cari duit

Daripada otot atau otak gak kepake selama liburan, mending dipake buat cari duit.

Bukan karena kekurangan uang atau kenapa, tapi yaaa mendingan dipake daripada gak diasah terus otaknya atau gak di pake ototnya, nanti mengecil lho ototnya.

Enaknya sih cari kerja online.

Lengkapnya, cari di google. Usaha keras tidak akan menghianati, kok! ;)

update

8. Olahraga

Ini adalah salah satu kegiatan terpositif yang bisa lo lakuin saat lagi liburan. Jangan cuma olahraga 5 cari (misal : gundu, catur, karambol, dan congklak), tapi cobalah untuk berolahraga yang minimal menggerakkan anggota-anggota tubuh dan paling nggak bikin keringetan.

Pake app workout di store, misalnya.

9. Merenung.

Konotasi merenung seakan jelek belakangan ini. Padahal gak semua merenung itu jelek.

Emang terkadang merenung itu dilakukan karena seseorang telah melakukan hal yang tidak baik, dan mereka merenung dan menyesal tentang apa yang mereka telah perbuat. Tapi, merenung bisa lo lakuin untuk memikirkan apa yang akan lo lakuin di masa depan, contohnya. Atau apa yang akan lo lakuin pada liburan yang akan datang kalo lo nggak kemana-mana,

Ya, gue ngepost ini sambil ngerenung, lho.

Gakdeng.


Intinya seperti itu.
.
.
.
.
.

Sekian dulu postan ccd dari gue. Gue tau, isinya gak seberapa. Tapi maksud gue nulis beginian karena gue mau kabur dari zona nyaman gue gak mau ngapa-ngapain selama liburan gue yang gak nggak kemana-mana.

Cheers!

Sunday, March 20, 2016

Problematika yang di alami pas chatting

Jujur, pikiran gue terbagi. Di satu titik gue lebih suka untuk ngobrol lewat chat, dan di titik lain gue lebih suka ngobrol di real-life karena gue merasa dapat memperkecil kemungkinan miskomunikasi.

Because of that, sekarang gue mau nulis tentang beberapa hal yang sering kita anggep agak gimana-gimana gitu kalo lagi chat sama orang. Orangnya beda-beda tentunya, karena gaya tulis orang itu berbeda-beda.

Gue bikin dalam format Q&A.

Lol.

Q : Kenapa sih biasanya kalo di akhir kalimat di tambahin titik itu artinya lagi gak mood?

A :Ini adalah salah satu problem yang gue alamin. Kalo lagi chat sama orang lalu di akhirnya di akhirin tanda titik, biasanya berarti tanda 'sirine' sudah nyala.

Mungkin orang yang lu ajak chat lagi gak mood buat chatting karena sesuatu. Atau karena lu yang bikin bete? ;)

Padahal, tanda titik di akhir kalimat gak selalu menjadi pertanda kalo orang itu lagi gak mood. Kemungkinan-kemungkinan lain muncul, seperti mungkin dia adalah orang yang benar-bener sudah hapal EYD dan perfeksionis dalam setiap apa yang ditulis. Mungkin juga di handphone nya emang ter-setting kalo setiap akhir kalimat sistem akan menambahkan titik dengan cara tap space 2 kali atau yang lain.

Mungkin aja dia juga iseng.

Atau jaim.

Kayak nulis blog gitu akhirannya sok-sok di akhirin dengan 'titik'.

Q : Kalo orang yang di chat itu suka nyingkat-nyingkat kalimat gimana?

A : Well, yeah gue juga orangnya suka nyingkat-nyingkat kalimat. Contohnya, misal gue nulis,
"Jangan baca blog gue, kurang kerjaan banget. Gausah di baca oke."

Kalo di chat, gue bakal tulis, "Jgn baca blog gue, krg kerjaan bgt. Gausah di baca ok"

Well, ya karena gue lebih berpikir kalo chat ini mau terus gue bales, gue harus menghemat waktu sebaik-baiknya. Itu menurut gue. Kemungkinan lain, bisa aja orang yang lu chat lagi sibuk, atau emang gak mau chat sama lu.

Apalagi kalo kalimat di atas di singkat gini, "Jgn bc blog gw, krg krjaan bgt. Gausah di bc k"

Hadeh.

Q : Kok gue bingung ya. Banyak yang kalo nulis di status pake 'gue' tapi kalo chat dia pake 'gua' atau 'gw'. Sama halnya dengan 'lo' dan 'lu' nih.....

A : Menurut gue pribadi, penggunaan 'gue', 'gua', 'gw' itu sama aja. Menunjuk ke individu yang sama juga.

Sama halnya dengan 'lo' & 'lu' juga kan?

Gue gitu, kok. Di blog gue terbiasa nulis dengan 'gue' dan kalo di chat terbiasa pakai 'gua'. Gue ada pandangan sendiri tentang penggunaan gituan. #bhak #tapiseriusan

Terus, jangan bawa perasaan a.k.a baper kalo misalnya lo chat sama seseorang dan dia pake aku. Bukan berarti dia nganggep lo spesial.

Emang dia begitu ke semua orang.

Q : Anjir gue baper, Di. Ehm... lanjut aja. Kalo misalnya ada yang suka nambahin huruf vokal di akhir kalimat, kayak, "Biasa ajaaa" itu gimana ya?

A : Itu kalo di ucapin emang kedengeran kayak ada sesuatu yang di sembunyiin. Tapi kalk di chat, kemungkinan-kemungkinan lain muncul. Kayak emang dia nyembunyiin sesuatu, atau pengen keliatan friendly, bahkan pertanda kalo dia mau sesuatu.

Ya know what I mean.

Q : Oohh ya ya gue ngerti apa maksud lo. Tapi lo pernah kepikiran gak sih, apa yang mereka omongin di chat itu sebenernya belom tentu di lakuin di beneran?

A : Ya iyalah. Dunia ini penuh orang yang mageran dan orang yang suka tertawa berlebihan.

Kayak misal di chat yang suka nulis gini :

"Wkwkwkwkwkwkwkwkwkwk"
(Ini ekspresi 'hahaha' orang indo)

Kalo cuma 'wkwk' gue masih bisa lah di mengertin tapi kalo udah panjang banget, seakan itu ketawa berlebihan tau.......

Ekspresi lol juga sebenernya kurang tepat, karena lol berarti tertawa terbahak-bahak (lol itu singkatan. Cari di google singkatan dari apa).

Sedangkan lu gak beneran ketawa terbahak-bahak kan....

Q : Kalo yang biasanya suka chat pake akhiran ':v' atau emotikon lain gimana?

A : Kadang-kadang sisipan emotikon di akhiran kalimat sering melambangkan ekspresi pemberi emotikon saat memberi emotikon.

Tapi sih biasanya, yang suka pake emotikon ekspresi wajahnya tuh gak kayak ':v'....

Tapi ekspresi hatinya begitu.

Q : Lu suka pake kan kambing. Oke yang terakhir nih, kalo yang suka read doang atau suka gabales gitu tapi nanti ngechat lagi/cuma ngeread juga ujungnya?

A : Gini. Jangan berpikir negatif tentang orang yang lo chat, malem-malem gak bales dan besoknya cuma di read atau bahkan gak di buka chat lu. Jangan.

Kemungkinan mereka yang melakukan itu emang karena gaada yang harus di omongin lagi atau bingung bales apa. Atau karena emang gak nyangka di chat lu. Atau emang karena lo emang gak di harapkan untuk nge chat dia.

Who knows.

Udah dulu ye, lu nanya mulu. Kalo mau nanya lagi ntar gue tambahin di sini, asal lu nulis di komentar apa yang harus di tambahin, pake 'Q : *isi yang harus gue tulis*'

Alryt
Peace out.