Ini longpost loh kak. Kalau mau baca, saya sarankan untuk menyiapkan air putih, panadol, dan palu. Air putih dan panadol untuk diminum kalo pusing baca post ini, sedangkan palu berguna agar anda dapat memukul kepala anda sendiri jika panadol tidak bekerja.
Bukan-bukan. Bukan karena hari ini malem sabtu, dan bukan juga karena hari ini gue kaos kaki bolong, bukan.
Hari jumat ini adalah hari 'Jumat Sehat', sebuah program kesehatan yang diadakan sekolah gue. Enggak, gak kayak posyandu dan anak-anak dikasih imunisasi, tapi hari dimana kita ngadain
Hari ini gue bangga banget. Gue berangkat dari rumah ke sekolah jam 5. Tepatnya jam 5.56 pagi. Wiw. Gue meninggalkan rumah dan menuju ke sekolah dengan keadaan boker yang belom selesai. Rasa-rasa ingin boker gue itu dilanjutkan masih ada di bagian perut. Dan syukurnya, gue bisa ngindarin boker dicelana.
Sesampainya di sekolah gue liat banyak anak-anak yang olahraga dengan baju olahraga. Ada juga sih yang pakai baju olahraga atasannya doang, bawahannya pakai celana biru SMP.
Gue pernah nyobain kayak gitu, pakai baju olahraga atasannya doang dan pakai celana biru SMP. Tapi, terakhir kali gue pake kayak gituan pas kelas 8, celana gue robek di bagian selangkangan sepanjang 4 senti. Untung waktu itu gue bawa penggaris.
Sampai jam setengah 7, pas banget bel, siswa-siswi SMP gue pada turun ke lapangan buat senam massal. Gue juga kebawah lewat tangga. Padahal gue niatnya parkour lewat genteng dari lantai dua ke lapangan, tapi namanya manusia gak mau sombong ya gitu deh.
Sebenernya sih, gue juga takut patah tulang.
Dilapangan, gue liat banyak anak-anak SMP bertebaran. Diantara anak SMP itu ada oshi gue yang badai. OKE, LUPAKAN SOAL OSHI. TAPI EMANG GAK PANTES JUGA SIH DISEBUT OSHI.. YAH, YOU KNOW LAH.
Gue udah berkali-kali ngikutin senam massal. Suasananya emang gak kayak acara sunat massal yang dipenuhi tangisan dan rintihan anak-anak, tapi yang penting di senam massal ini badan kita bergerak dan berkeringat tentunya.
Senam pertama adalah senam yang gue tau sejak SD, yang kalau gak salah namanya senam pramuka. Senam ini gak gue ikutin dengan serius, apalagi pas ada adegan ngangkat tangan ke atas. Dengan loyonya gue ngangkat tangan, seakan gue hewan vertebrata yang tak bertulang belakang, dan menjatuhkan tangan gue kebawah lagi.
Oshi gue juga gak semangat kayaknya. Ah shit.
Senam pramuka berakhir dengan dramatis. Rasanya lengan kiri gue pengen patah. Mungkin ini gara-gara gue menghabiskan malam gue sebelumnya dengan joget memeshikute yang absurd itu.
Senam ke dua, Poco-Poco. Setau gue, senam 'Poco-poco' itu lebih ditujukan kepada ibu-ibu rumah tangga, ibu-ibu hamil, dan ibu-ibu yang hampir menopause. Kenapa gue berpikiran begindang? karena gerakannya simple-simple banget. Meskipun simple, tapi gue baru hafal pola tari 'Poco-Poco' pas kelas 9. Mehh.
Poco-poco juga berakhir dengan elegan.
Gue kira, senam massal kita berakhir sampai disitu. Ternyata enggak. Harapan gue sirna. Harapan untuk jajan dan makan bersama teman-teman telah punah. Enggak tau kenapa, tiba-tiba si Hanif, temen gue, naik ke atas podium. Dan tiba-tiba terdengar suara yang sangat familiar di kuping gue : Opening 'Goyang Caesar'.
WHATS?
Lagu soundtrack 'Yuk Kita Sahur' itu mulai mengalun. Hanif pun mulai kumat. Untung dari mulutnya gak keluar busa. Tapi ternyata, Hanif jago banget goyang caesarnya. Mungkin kalau misalnya Hanif tinggian dikit, rambutnya sisain dikit kayak bayi di cover peralatan bayi merek 'Zwitsal', dan pakai baju bang Rhoma Irama, mungkin bakalan mirip banget sama Caesar.
Oh iya, badannya gemukin dikit.
Gue sempet berpikir kenapa gak ganti 'Goyang Caesar' dengan 'Memeshikute' atau 'Fantastic Baby'? Kan goyangannya gak badai-badai amat. Juga gak ngebuat urat malu kita putus juga. Setelah goyang caesar selesai, gue pikir keanehan ini akan berhenti. Ternyata tidak, dan mereka malah lanjut. Dan mulai ngedangdut. Oh snap.
Kali ini, mereka nyetel lagu dangdut,'Pacarku Memang Dekat' yang penuh dengan chant ,'ASIK ASIK JOS' dari para penonton.
Tarian dangdut itu penuh dengan hal-hal yang unik. Penuh nyanyian, goyangan, dan duit 2 ribuan yang melayang diudara. Ya, penuh dengan saweran. Bahkan, guru kita yang terhormat, pak Murtalib naik ke atas podium buat joget bareng. Maygat, gue hampir kena bisul di selangkangan gara-gara hal tersebut. But i don't care, yang penting bisa ngeliatin orang spesial.
Kegiatan 'Jumat Sehat' berakhir dengan hikmat. Seluruh pelajar sebagai tunas-tunas bangsa menuju kantin sebagai tempat peristirahatan & pengisian bahan bakar.
Setelah bel berbunyi, kelas gue berlanjut ke pelajaran IPA. Oke, pelajaran IPA ada PR tentang membuat baling-baling genetika, sedangkan kelompok gue belom sama sekali. Karena kelompok gue beloman, jadinya kita gak ikut praktek.
Sofia langsung inisiatif bikin baling-baling, dan meninggalkan gue yang mulai migrain. Setelah beberapa lama cing-cong sana sini, ngerusak properti kelompok lain, dan gangguin Rema sampai ngomel, akhirnya baling-baling kelompok gue jadi. Dan akhirnya kita ikut praktek. Yai!
Ditengah kerjain tugas, rasa-rasa mules gue muncul kembali. Rasa-rasa ingin boker yang berhasil gue tahan gak bisa dibendung. Gue sempet kentut beberapa kali, di deket Rema tentunya, tapi gak mengurangi rasa boker. Dengan penuh pertimbangan, akhirnya gue memutuskan buat boker di sekolah.
Ngomong-ngomong soal boker, gue pernah boker di sekolah sekali, dan itu pas kelas 7. Sama kali ini, di kelas 9, gue boker kedua kalinya.
Untungnya, sebelum boker gue inget soal apa yang gak bisa dijawab sama kelompok gue. Sementara gue ngeden di WC, gue bisa mikir dengan jernih. Inilah efek kenapa ngeden di WC itu bisa menambah wawasan. Lain kali nyoba ngeblog dari WC ah..
Setelah selesai boker, pikiran gue jernih kembali. Gue balik ke kelas, dan akhirnya menyelesaikan tugas dan mengumpulkannya ke bu Ervi, guru IPA gue.
Sepulang sekolah setelah sholat jum'at, rencananya gue pengen berkunjung ke rumah temen gue, Bagoes. Gue gak tau mau ngapain, yang jelas main aja. Bosen gue dirumah, cuman ngestalk twitter orang sambil baca thread-thread tentang masalah keluarga di Kaskus.
Katanya gue boleh ke rumahnya, asal tukang ojeknya, Pak Agus, belom ngejemput. Dan bener, ternyata belom ngejemput. Sholat di Masjid sekolah gue juga termasuk cepet sih.
Dirumah Bagoes gue ngelakuin hal-hal useless seperti nonton orang parkour di kereta, ngerjain orang, dan ngegoblok bareng. Terpaksa gue ngeluarin 'Alter Ego' gue. Emang, gue selalu ngeluarin Alter Ego disaat-saat yang genting dan darurat. Gak kayak dia, yang selalu gak bisa ngumpetin Alter Egonya.
Semua orang mungkin punya Alter Ego. Tinggal butuh waktu untuk menyadarinya.
Sepulang dari rumah Bagoes, gue kesandung di tengah jalan. Pertanda buruk. Ya, buruk sekali. Gue pulang dari rumah Bagoes di Duren Tiga, dan jalan ke Makam Pahlawan. Hampir aja gue digetok sama polisi yang megang lightstick di tengah jalan. Tapi syukur, gue bisa nyampe rumah dengan keadaan anggota tubuh masih di letak sebelumnya.
Untung aja gue selamat sampai dirumah. Kalau enggak? Kan longpost ini gak bakalan selesai. :)
Udahan dolo mas/mba. Cya~
hahaha cadyet lo...
ReplyDeleteYah, you know lah..
Delete:3
ReplyDelete