Gue lupa bawa flashdisk. Uh. Hari ini presentasi IPA. Uh. Kalo gak bawa gue bisa digebukin pakai gagang golok. Ah.
Di post sebelumnya yang ini, gue cerita kalau gue itu gak ngerjain PR, karena itu adalah PR IPA, juga karena males yang udah merasuki tangan gue. Gue berasa jadi Nube, si guru ahli roh. Yang tangannya kemasukan iblis dan dia bisa.. Ah sudahlah.
Gue berangkat sekolah tanpa inget kalau harus bawa flashdisk tersebut. Isi flashdisk itu adalah presentasi IPA, yang kata guru IPA gue harus segera di presentasikan. Sampai di gerbang sekolah, karena melihat tampang Maman, satpam sekolah gue yang abstrak, gue jadi inget akan flashdisk gue yang abstrak tak berbentuk itu. Eh berbentuk deh.
Karena itu hari senin, identik dengan upacara dong. Kelas 92 yang jadi petugas upacara. Selesai upacara, salah satu guru biasanya naik ke podium pembina upacara, buat menginformasikan bahwa minggu depan, petugas upacaranya kelas 93, karena abis kelas 92 itu 93. Tapi, gak ada informasi kalo kelas gue itu jadi petugas upacara. Yeah!
Pelajaran pertama, Seni Budaya. Gak penting. Yang penting itu IPA. Pelajaran IPA itu sehabis istirahat, oke gue bisa ngambil kerumah. Tapi, kalo gak salah file copy-an presentasi kelompok gue itu ada di flashdisknya Vasya. Weh, gue gak jadi balik kerumah nih. Eh, ternyata gak ada di flashdisknya. Duh, sedih saya. Gue disuruh balik kerumah juga ujung-ujungnya. Gue balik kerumah abis istirahat, sehabis pelajaran olahraga.
Pas olahraga gue udah kepikiran gimana keadaan flashdisk gue yang malang itu. Kalo gak salah dia belom gue kasih makan. Setelah olahraga, temen-temen gue pada main futsal di lapangan. Temen gue, atau lebih tepatnya tukang dodol, Udin, katanya mau nemenin gue kerumah gue, biar gue gak sendirian baliknya. Tapi, setiap gue bilang,'Din, ayok! nanti keburu masuk pas udah balik kesekolah!' Udin cuma jawab,'Yaelah, gurunya juga pasti memaklumi.' Pala lo memaklumi. Gue jedotin lo.
Gue memutuskan untuk pergi ke lantai dua, dimana temen-temen gue lagi ngumpul sambil nontonin temen gue yang main futsal dari atas. Gue tanya satu-satu perorang dengan pertanyaan yang sama,'Eh, lo mau kerumah gue gak?' Rata-rata sih pada bilang mau kerumah gue, tapi mereka menolak hidup-hidup pas gue bilang,'Sekarang kerumah guenya, pas istirahat.'
Ujung-ujungnya gue jalan sendiri. Gak ada yang mau nemenin gue. Gue gak ngegigit kok! Masa gak ada yang mau nemenin. Oke, sekarang pikir dimana tempat ojek yang deket. Oh iya, ada di deket UNAS.
Di deket UNAS, gue liat ada tampang bapak-bapak pedofil yang terlihat seperti tukang ojek. Eh bener, ternyata dia tukang ojek. Gue ngeluarin duit 7 ribu, kombinasi dari 5 ribuan dan 2 ribuan. Abis itu, dia nanya, 'Berapa dek?'
Gue, sebagai siswa pintar yang sempat ikut 'Indonesia Pintar', ingin menjawab, 'Berapa otak lo.' atau, 'Tidak! Tidak! Bisa jadi! Pass!' Tapi, jawaban itu sepertinya tidak logis. Jadi, gue jawab, '5 ribu, bang.'
Sepertinya, abang tukang ojek itu mempunyai kekuatan mistis. Ketika gue bilang 5 ribu, dia langsung jawab, 'Alah, boong aje lu. Tuh, lu megang duit 7 ribu.' Beginilah nasib jadi tukang bohong yang tidak pernah bohong. Gue mau bohong, tapi ketauan sama tukang ojek. Gak elit banget ketauannya.. gak kayak koruptor gitu gak ketauan sampai sekarang..
Kalo kata Raditya Dika, 'Aku laki-laki lemah.." Eh, tapi gue gak selemah itu ya, Dit.
Oke, gue minta dianterin sama tukang ojek tampang pedofil itu sampai ke pertigaan dekat Masjid At-Taqwa. Diturunin dibawah lampu merah, yang sedang menunjukkan lampu warna hijau. Oke, gak apa-apa. Yang penting gue selamat sampai di bawah lampu merah yang sedang hijau. Dari situ, gue lari sampai kerumah. Hampir aja gue keserempet Metro Mini, kan kalau misalnya mati dan masuk berita gak lucu juga. Apalagi kalau dengan judul berita:
"SEORANG ANAK TERSEREMPET METRO MINI SETELAH DIBONCENG OLEH BAPAK-BAPAK BERTAMPANG PEDOFIL."
Akhirnya gue sampai di rumah gue dengan keadaan badan masih lengkap. Gue cari flashdisk di colokan USB depan komputer gue gak ada. Wah, mampus deh. Eh, ternyata ada diatas CPU. Ah..
Gue minta duit tambahan sama Mama, dan akhirnya langsung tancap gas buat balik ke sekolah. Anjir, pegel gewla kaki gue. Pas gue balik lagi ketempat bapak-ojek-pedo nurunin gue, dia udah gak ada. Alhamdulillah, berarti gue gak jadi korban selanjutnya. Gue jalan ke arah perkumpulan ojek, ketemu tukang ojek yang bertampang timur tengah. Weh. Pas ditanya sama dia,'Kemana?' Gue jawab,'Ke SMP 107, bang.'
Dia langsung jawab,'10ribu, ye.' Buset. Jaraknya lebih panjang dikit daripada ke UNAS, tapi lebih mahal 3 ribu. Gue jawab,'Gak, 6 ribu. Gue biasa berangkat kalau naik ojek dari sini itu 6 ribu.' Beberapa detik kemudian, dengan tampang menjijikan dia nanya,'Lo orang arab ye?'
Sekedar info, gue bukan orang arab. Cuman keturunan aja. Atau emang orang arab, hehe.
Gue jawab,'Iye, keturunan doang.' Tanpa pikir panjang kali pendek tambah lebar dia jawab,'Pantes. Orang arab kan pelit-pelit. Di sekitar sini kan orang arab ada banyak. Emang pada pelit-pelit.' Pas dia selesai ngomong, gue berasa pengen nyopot kelamin gue, dan menamparkannya ke arah wajahnya. Tapi gak jadi. Gue udah keburu naik ke atas motornya. Dia diam seribu telur ayam.
And then, setelah perjalanan naik-turun bukit, gue sampai disekolah. Gue lempar duit 6 ribu ke tangannya. Gue ketekin mukanya. Bajingan memang harus dihukum seperti itu. Gue masuk ke sekolah, melewati gerbang, dan berpikir kalau sudah bel. But, tiba-tiba bel sekolah berbunyi. Wakak, gue masih selamat.
Pas presentasi, sepertinya juga kacau. Kelompok gue banyak banget 'Typo' (Typing Error) nya. Seperti 'Impuls' menjadi 'Impluls', 'Saraf' menjadi 'Sataf', dan 'Penis' menjadi 'Anus'. Tapi, akhirnya gue bisa melewati hal-hal tersebut dengan lancar, meskipun ujungnya bulu hidung gue kena tremor.
Begitulah hari ketidak-beruntungan gue, yang terjadi karena flashdisk. Damn you!!!
BONUS:
Gue mau memperkenalkan flashdisk gue yang biadab itu. Namanya bleki. Duh, mau ngepost foto disini aja kok mesti di resize.. (curhat)
Flashdisknya yang warna merah itu. Kalo gak liat keterlaluan ya. Kalo gak jelas, bisa di klik gambar untuk memperbesar. Kalo masih gak jelas, keluarin bola mata lo, cuci pakai air sabun.
0 Tanggapan:
Post a Comment
Budayakan berkomentar yang baik yaa...
Jangan komentar yang menyakiti orang lain, menjelek-jelekan orang lain, SARA, dsb. Thanks buat perhatiannya!